Merapi Erupsi

Erupsi Gunung Merapi, Warga Glagaharjo Sudah Tidak Mudah Panik

Kondisi Gunung Merapi yang sering aktif malah justru membuat masyarakat semakin terbiasa.

Penulis: Santo Ari | Editor: Gaya Lufityanti
Dokumentasi BPBD Sleman
Situasi salah satu lokasi di Pakem, Sleman pasca erupsi Merapi pada Minggu (17/11/2019). 

TRIBUNJOGJA.COM - Gunung Merapi terus menunjukan aktivitasnya, termasuk pada Minggu (17/11/2019) pukul 10.46.

Kali ini dengan kolom letusan setinggi 1.000 meter dan condong ke arah barat karena pengaruh arah angin yang cenderung ke barat.

Kepala Desa Glagaharjo, Suroto saat dihubungi mengatakan bahwa masyarakat tetap beraktivitas seperti biasa.

Kondisi Gunung Merapi yang sering aktif malah justru membuat masyarakat semakin terbiasa.

BPPTKG : Letusan Merapi Masih Dapat Terus Terjadi

"Sampai hari ini warga masyarakat masih tetap aman, artinya belum lari mengungsi. Justru dengan seringnya Gunung Merapi seperti ini, masyarakat tidak berpikir ke erupsi besar. Karena sedikit-sedikit sudah keluar, secara logika masyarakat mikirnya seperti itu," ujarnya.

Namun demikian, pihaknya terus menekankan kepada masyarakat untuk tetap waspada.

Yang dirasakan sekarang adalah ketika ada letusan, masyarakat memang sempat keluar rumah dan turun ke jalan.

Tapi setelah memantau kondisi Gunung Merapi, mereka langsung melanjutkan aktivitas keseharians seperti biasa.

"Kami belajar pengalaman dari yang dulu-dulu. Saat ini warga tidak panik," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Jip Wisata Lereng Merapi (AJWLM) Wilayah Barat, Dardiri mengatakan Gunung Merapi aktif di jam wisatawan banyak yang berkunjung.

Pasca Erupsi Gunung Merapi, Situasi di Umbulharjo Cangkringan Dipastikan Kondusif

Dengan kondisi seperti ini justru menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk mengabadikan moment aktivitas Merapi.

"Driver juga tidak panik, tetap santai dan mengajak wisatawan untuk turun. Tapi dengan kondisi seperti ini justru dimanfaatkan untuk mendapatkan moment dengan berfoto. Tentu di jarak yang aman," jelasnya.

Adapun wisata jip sendiri jangkauan tertingginya sampai di bunker yang jaraknya 5,5 km dari puncak Gunung Merapi. 

Jarak itu masih di luar kawasan rawan bencana yakni 3 km.

Bahkan menurutnya, dengan kondisi Gunung Merapi membuat wisata jip semakin populer.

Dari pantauannya, 800 jip masih terus beroperasi tiap harinya.

Ini Ciri-ciri Buah Impor yang Dilapisi Lilin

Jika diasumsikan setiap jip dalam sehari melakukan perjalanan sekali dengan empat tamu, maka dalam seminggu sudah ada 22 ribu lebih kunjungan wisatawan.

"Setiap driver juga dibekali HT, jadi setiap ada aktivitas Merapi kita bisa saling memantau perkembangan," paparnya.

Kabid Kedaruratan Dan Logistik BPBD Sleman, Makwan menjelaskan pasca letusan pagi itu, tidak terpantau hujan abu di wilayah Sleman, khususnya di wilayah lereng Merapi seperti di Cangkringan dan Turi.

Warga pun tetap tenang dalam merespon kondisi Gunung Merapi pagi itu.

"Kaliurang juga akvitias seperti biasa, tenang dan tidak terpantau abu vulkanik," jelasnya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved