MusikZone
Ngayogjazz 2019 Satu Nusa Satu Jazznya, Kenang Djaduk Sebagai Bapak Jazz Masuk Desa
Satu Nusa Satu Jazz nya menjadi tajuk perhelatan musik jazz tahunan yang sudah memasuki edisi ke-13 ini.
Penulis: Yudha Kristiawan | Editor: Ari Nugroho
Tak kalah menarik, penggemar lagu lagu era 80 an dimanjakam dengan penampilan Mus Mujiono diiringi Dexter band.
Lagu lagu andalan Mus Mujiono seperti Arti Kehidupan, Lestari dan Tanda Tandanya sukses membuat penonton koor tak berjeda.
Bergeser ke panggung Saka yang menampilkan bassis legendaris, Indro Hardjodikoro trio featuring Sruti Respati.
Nama Indro rasanya sangat lekat dengan panggung jazz. Dipenampilan edisi ke 13 Ngayogjazz kali ini Indro sukses membawakan repertoar unik bersama penyanyi sinden dan keroncong asal Surakarta, Sruti.
Sementara itu di panggung Blandar para penampil yang juga sukses membuat penonton riuh bertepuk tangan di antaranya ada Tricortado berisi musisi muda asal Kota Gudeg.
Selain itu ada Satria Quartet dari Jes Udu Purwokert dan dua penampil asal Perancis dan Spanyol masing masing Eym Trio dan Rodrigo Parejo Quartet.
• Sosok Djaduk Ferianto, Sang Seniman Serba Bisa dan Tentang Mimpinya di Panggung Ngayogjazz
Tak kalah sesak pengunjung adalah di panggung Usul menampilkan FSTVLST band yang dikenal mengusung genre rock, Baraka dari Jepang dan Dewa Budjana. Gitaris band Gigi ini terakhir tampil di Ngayogjazz di tahun 2014 lalu.
Cuaca di malam perhelatan Ngayogjazz kali ini bersahabat.
Tak seperti Ngayogjazz tahun tahun sebelumnya yang diguyur hujan.
Langit tampak cerah menambah suasana romantis hadir di seluruh panggung.
Gemuruh tepukan penonton datang dari arah panggung Gendeng.
Malam itu ada Tompi yang sukses membuat penonton kompak bernyanyi mengikuti setiap lagu yang ia nyanyikan.
Lagu lagu seperti Sedari Dulu dan Menghujam Jantungku membuat sebagian penonton berteriak histeris.
Tompi malam itu beberapakali memberikan penghormatan pada mendiang Djaduk Ferianto.
Ia bercerita obrolannya bareng Djaduk melalui lagu.