Seniman Djaduk Meninggal

Susilo "Den Baguse Ngarso" Kenang Djaduk Sebagai Sosok yang Teliti dalam Padukan Teater dan Bermusik

Sahabat sekaligus rekannya di Teater Gandrik, Susilo Nugroho mengaku Djaduk adalah orang yang sangat teliti memadukan musik dan teater.

Penulis: Amalia Nurul F | Editor: Gaya Lufityanti
instagram @djaduk
Djaduk Ferianto 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Selain aktif di dunia seni musik, Djaduk juga aktif bermain peran di Teater Gandrik.

Sahabat sekaligus rekannya di Teater Gandrik, Susilo Nugroho mengaku Djaduk adalah orang yang sangat teliti memadukan musik dan teater.

Susilo mengenang, Djaduk orang yang cukup membuat jengkel kawan-kawannya di Teater Gandrik.

"Awal dia ikut di Gandrik itu mengesankan. Jadi tradisi atau kebiasaan bermainnya berbeda. Dulu di Gandrik itu ada kebiasaan pemain itu juga pemusik, meskipun saya nggak ngerti musik. Ra ketang nuthuk opo (walaupun cuma mukul-red)," kata Susilo saat ditemui awak media di rumah duka, Rabu (13/11/2019).

Cerita Butet Tentang Melodi Djaduk dari Puncak Gunung Meja

Ia mengaku ada kejadian yang tak terlupakan soal bermain musik di Teater Gandrik.

"Saya salah satu korbannya itu, kerep dithuthuki gegere merga le nuthuk kleru (sering dipukul punggungnya karena yang dipukul salah-red). Sampai sekarang gojekannya thuthuk gegere itu mesti kelingan jaman mbiyen (gurauannya mukul punggung itu pasti bikin ingat masa lalu-red) ," ungkap Susilo yang juga dikenal masyarakat dengan peran Den Baguse Ngarso ini.

Bahkan karena ketelitiannya memadukan musik dan teater, rekan-rekannya sempat merasa jengkel karena merasa terkekang.

"Dia teliti, sangat mempertimbangkan permainan dengan musik. Jadi awal-awal itu yo marai mangkel (bikin sebal-red), jengkel karena seakan-akan nggak punya kebebasan," ujarnya.

Namun, lama kelamaan rekan-rekannya memahami apa yang dimaksud oleh Djaduk.

Mereka mengerti ada beberapa bagian yang harus sesuai dengan kebutuhan musik.

Sosok Djaduk Ferianto di Mata Seniman Yogya, Mulai Hanung Bramantyo, Erix Soekamti Hingga Soimah

"Lama-lama tahu yang dimaksud, oh untuk bagian ini harus tepat dengan kebutuhan musik. Sederhana tapi mungkin menyampaikannya tidak gampang yang diharapkan seperti apa. Kebiasaan itu dulunya nggak ada, sehingga padu, dirasani. Tapi karena unsur pertemanannya kuat ya tetap dijalani," kata Susilo.

Ia menambahkan, belum ada sepekan ia bertemu dengan Djaduk untuk membahas naskah teater yang akan dipentaskan di Surabaya bulan depan.

Mereka akan mementaskan ulang naskah yang sebelumnya juga disutradarai Djaduk.

"Kami akan pentas ulang dengan naskah yang disutradarai Djaduk. Cuma karena pentas ulang ada proses pembetulan, saya yang membetulkan naskahnya, dia mau membetulkan penyutradaraannya," ungkapnya.

Latihan pertama yang sedianya dilakukan Kamis (14/11/2019) pun kemungkinan diundur karena sang seniman berpulang.

"Harusnya mulainya itu besok malam. Tapi ya jelas diundur mungkin, nggak bisa kita latihan besok," paparnya.

Tutorial Tampil Kece dengan Makeup Sachet yang Praktis dan Terjangkau

Disinggung soal pentas tersebut kemungkinan akan tetap berjalan meski tanpa hadirnya sang sutradara multi talenta tersebut.

"Kelihatannya tetap, yang jelas berubah latihannya kaitannya dengan produksinya sana," tuturnya.

Sementara itu, kakak kandung mendiang Djaduk Ferianto, Butet Kartaredjasa mengatakan pentas tersebut akan menjadi pentas yang berat bagi rekan-rekan Teater Gandrik.

Ia tak terbayang bagaimana perasaan para pemain yang harus menunjukkan kejenakaan sementara hatinya tengah berduka.

"Saya tidak bisa membayangkan perasaan ati pemain Teater Gandrik yang harus full dengan kejenakaan tapi situasi hati seperti hari ini. Saya rasakan membutuhkan suatu perjuangan tersendiri untuk menata ati," tuturnya.(TRIBUNJOGJA.COM)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved