Seniman Djaduk Meninggal

Jelang Ngayogjazz, Dukuh Kwagon Sudah Siapkan Kamar untuk Djaduk Ferianto

Sukiman menuturkan ia terakhir kali bertemu dengan Djaduk pada Senin (11/10/2019) saat Workshop Bambu.

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Hasan Sakri Ghozali
Djaduk Ferianto, sutradara Teater Gendrik saat memberikan keterangan pers persipan pentas teater dengan judul Para Pensiunan 2049 di rumah makan Bu Ageng, kota Yogyakarta, Jumat (5/4/2019) lalu. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Alexander Ermando

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Kepergian seniman dan budayawan Djaduk Ferianto mengejutkan banyak pihak.

Termasuk Dukuh Kwagon di Godean, Sukiman.

Sukiman sendiri mengaku tidak menyangka Djaduk meninggal dunia secepat itu.

"Saya merasa kehilangan betul atas kepergian beliau," kata Sukiman saat dihubungi pada Rabu (13/11/2019) sore.

Cerita Butet Kartaredjasa tentang Rencana Bersama Djaduk Ferianto yang Batal Terlaksana

Djaduk Ferianto Tutup Usia : Meninggal di Pangkuan Sang Istri serta Impiannya Melalui Ngayogjazz

Sukiman menuturkan ia terakhir kali bertemu dengan Djaduk pada Senin (11/10/2019) saat Workshop Bambu.

Menurutnya, saat itu tidak ada pembicaraan khusus terkait keluhan kesehatan dari Djaduk.

Djaduk Ferianto, sutradara Teater Gendrik saat memberikan keterangan pers persipan pentas teater dengan judul Para Pensiunan 2049 di rumah makan Bu Ageng, kota Yogyakarta, Jumat (5/4/2019) lalu.
Djaduk Ferianto, sutradara Teater Gendrik saat memberikan keterangan pers persipan pentas teater dengan judul Para Pensiunan 2049 di rumah makan Bu Ageng, kota Yogyakarta, Jumat (5/4/2019) lalu. (Tribun Jogja/ Hasan Sakri Ghozali)

Ia bahkan sudah menyiapkan kamar bagi almarhum. Sebab dalam waktu dekat Kwagon akan menjadi tempat digelarnya festival musik Ngayogjazz 2019.

"Kwagon kan sebelumnya sudah menjadi tempat untuk Ngayogjazz, karena itu kamar sudah kami siapkan bagi beliau dan rekannya," tutur Sukiman.

Meninggal di Pangkuan Sang Istri, Ini Pesan Terakhir dan Impian Seniman Djaduk Ferianto

Djaduk Ferianto Berpulang, Keluarga Keraton Ngayogyakarta : Kita Sangat Kehilangan

Sukiman pun mengenang sosok Djaduk sebagai orang yang sangat rendah hati.

Meskipun sudah memiliki nama besar, almarhum seakan sudah menjadi keluarga sendiri bagi Sukiman.

Hal yang paling diingatnya adalah Djaduk selalu berpesan agar menjaga kesehatan dan selalu hati-hati. Saat Sukiman sakit pun Djaduk datang menjenguk.

"Beliau juga tidak pilih-pilih makanan, ia mau saja saat kami tawarkan telo (singkong) dan makanan tradisional lainnya," ungkap Sukiman.

Jenazah Djaduk Ferianto disemayamkan di Padepokan Seni Bagong Kussudiarja, Bantul, Rabu (13/11/2019)
Jenazah Djaduk Ferianto disemayamkan di Padepokan Seni Bagong Kussudiarja, Bantul, Rabu (13/11/2019) (Tribun Jogja/ Azka Ramadhan)

Mengingat Ngayogjazz adalah hasil gagasan Djaduk, Sukiman mengaku tidak bisa membayangkan akan seperti apa pelaksanaannya nanti.

Sebab seluruhnya dirancang oleh putra seniman terkenal Bagong Kussudiardja tersebut. Meskipun demikian, Sukiman optimis pelaksanaannya bisa tetap lancar.

"Namun mungkin akan terasa kurang mengingat beliau sudah tiada," kata Sukiman. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved