Merapi Meletus
BPBD Sleman Sebut Potensi Lahar Dingin Merapi Tahun Ini Menurun, Material Erupsi Terpusat di Puncak
BPBD Sleman Sebut Potensi Lahar Dingin Merapi Tahun Ini Menurun, Material Erupsi Terpusat di Puncak
Penulis: Andreas Desca | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Gunung Merapi sejak ditetapkan statusnya menjadi Waspada atau level 2 sudah cukup banyak mengeluarkan guguran lava pijar dan awan panas.
Tentunya hal itu menambah volume endapan erupsi yang berada di lerang Merapi bertambah menumpuk.
Semakin banyaknya material endapan erupsi yang masih ada di lereng Gunung Merapi tentunya patut diwaspadai terutama saat memasuki musim penghujan.
Jika di kawasan Merapi terjadi hujan deras, potensi banjir lahar dingin pun meningkat.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Makwan mengatakan meski potensi banjir lahar dingin saat musim penghujan masih ada, namun intensitasnya tahun ini diperkirakan akan menurun.
Saat ini material yang berada di daerah aliran sungai di lereng Merapi jumlahnya sangat kecil.
"Saat ini yang berpotensi hanya Kali Gendol dan Kali Opak, namun potensinya kecil. Prediksinya jika banjir ya hanya banjir air biasa,"katanya.
• Gunung Merapi Luncurkan Awan Panas Setinggi 1500 Meter, Ini Pemicunya Menurut BPPTKG
Dia juga menjelaskan turunnya potensi lahar dingin ini disebabkan oleh beberapa faktor.
Pertama, material yang dikeluarkan oleh Merapi saat ini masih terpusat di puncak.
"Jika lahar dingin itu biasanya material sudah berada di lereng dan terbawa oleh aliran air hujan yang turun di lereng Merapi," katanya.
Lanjutnya, di lereng Merapi saat ini material memang sudah ada namun jumlahnya kecil, selain itu material di lereng Merapi sudah banyak berkurang karena aktivitas penambangan.
Di sisi lain, daerah aliran Sungai Gendol juga semakin dalam karena aktivitas penambangan.
"Di Kali Gendol material Merapi juga sudah banyak yang ditambang karena memang material Merapi dikenal memiliki nilai ekonomi tinggi. Jadi aliran Sungai Gendol saat ini semakin dalam," katanya.
Selain itu, DAM yang sudah dibangun untuk menanggulangi aliran lahar dingin, saat ini sangat tinggi dan kokoh.
"Daya tampung DAM yang ada juga sangat besar, jadi potensi lahar dingin bisa diredam. Jadi hanya sungai-sungai kecil di sekitar lereng Merapi yang berpotensi mengalami lahar dingin, namun dampaknya tidak besar," katanya.
• Merapi Semburkan Awan Panas Setinggi 1.500 Meter, Wilayah Tlogolele Hujan Abu Tipis
Dia juga menuturkan bahwa yang paling berbahaya yakni para pelaku tambang yang berada di aliran sungai yang ditambang.
"Memang yang paling bahaya itu yang berada di alur pertambangan, karena tidak ada DAM penahan," katanya.
Sebelumnya, Gunung Merapi mengeluarkan awan panas letusan pada Sabtu (9/11/2019) pagi sekitar pukul 06.21 WIB.
Dari catatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), amplitudo maksimal 65 mm dan kolom letusan setinggi 1.500m dari puncak dengan durasi 160 detik.
APL yang terjadi terbilang kecil, jika dibanding dengan APL pada 15 Oktober lalu, yang kolom asap mencapai 3.000 m.
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida mengatakan penyebab luncuran awan panas Merapi kalini dipicu oleh akumulasi gas dalam perut gunung.
"Penyebab masih sama dengan awan panas letusan sebelumnya, karena akumulasi gas,"katanya, Sabtu (9/11/2019).
Akibat APL tersebut, beberapa daerah terpantau terjadi hujan abu tipis. Info sementara yang diterima BPPTKG, hujan abu tipis terjadi di Wonolelo, Sawangan, Magelang dan Tlogolele, Selo, Boyolali.
"Arah angin ke Barat, pantuan tidak terjadi hujan abu di Sleman, Kalitengah lor, Kaliadem, Kaliurang, Turgo.
Saat ini hujan abu masih kami data lebih lanjut,"bebernya.
Ia mengimbau masyarakat untuk tetap tenang. APL yang terjadi pagi ini tidak mengubah status Gunung Merapi.
Status Gunung Merapi masih Waspada (Level II). Hal itu karena material Gunung Merapi tidak melebihi jarak aman, yaitu 3 km.
"Masyarakat dapat berativitas seperti biasa di luar radius 3 km dari puncak Gunung Merapi.
Status masih Waspada (Level II),"lanjutnya.
Menurut pengamatan BPPTKG pukul 00.00 hingga 06.00 secara visual gunung jelas.
Asap kawah teramati berwarna putih dengan intesitas tipis, sedang, hingga tebal dan tinggi 20 meter di atas puncak kawah.
(*)