Kota Yogya
Dinkes Kota Yogya Waspadai DBD
Tahun 2018, tercatat 113 kasus DBD, sementara data Januari hingga Oktober melonjak drastis menjadi 450 kasus.

Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Menjelang musim hujan, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mewaspadai penyakit DBD.
Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi DInkes Kota Yogyakarta, Endang Sri Rahayu mengatakan kasus DBD di Kota Yogyakarta mengalami peningkatan yang signifikan.
Tahun 2018, tercatat 113 kasus DBD, sementara data Januari hingga Oktober melonjak drastis menjadi 450 kasus.
"Kalau penyakit yang harus diwaspadai saat musim hujan itu ada beberapa, seperti leptosirosis, ISPA dan diare itu selalu ada, dan DBD malah menjadi yang utama, karena endemik. Ya meskipun tidak sampai kejadian luar biasa (KLB), tetapi harus kita waspadai," katanya, Selasa (5/11/2019).
• Tutorial Tampil Kece dengan Makeup Sachet yang Praktis dan Terjangkau
Menurut dia, peningkatan kasus DBD tidak hanya terjadi di Kota Yogyakarta, tetapi bisa jadi seluruh Indonesia.
"Trennya memang begitu, ada yang tiga tahunan ada yang lima tahunan. Biasanya kalau sudah turun, nanti akan naik lagi. Kasus di kota ini kan dibanding tahun lalu naik hampir 4 kali lipat," sambungnya.
Ia memperkirakan kasus DBD bisa bertambah.
Untuk itu, Dinkes Kota Yogyakarta mengimbau masyrakat untuk rutin melaksanakan kerja bakti.
Menurut dia, pemberantasan sarang nyamuk (PSN) menjadi langkah yang paling efektif untuk mencegah hidupnya jentik-jentik.
Untuk melakukan PSN, ada beberapa titik rawan yang menjadi rumah idaman nyamuk.
• Tekan Angka DBD, WMP Dorong Masyarakat Lakukan 3M Plus
Rumah idaman nyamuk tersebut antara lain bak mandi, tempat terbuka yang bisa terkena air, mainan di luar rumah,bambu, bawah dispenser, bawah kulkas, tempat minum hewan, talang, dan lain-lain.
"Untuk memberantas bukan hanya dari tenaga kesehatan saja, tetapi juga masyarakat. Untuk pengendalian, PSN adalah paling efektif. Yang bisa dilakukan adalah dengan kerja bakti secara rutin, terutama di rumah idaman nyamuk," ujarnya.
Endang menambahkan, masyarakat juga perlu waspada jika mengalami panas tinggi mendadak, pusing, nyeri otot, mual muntah, bahkan jika sampai mimisan.
Itu merupakan gejala DBD. Untuk itu, masyarakat harus segera melakukan pemeriksaan diri ke fasilitas kesehatan terdekat. (TRIBUNJOGJA.COM)
4 Kecamatan Inklusi di Kota Yogya Ditargetkan Rampung di 2021 |
![]() |
---|
Jelanng Libur Akhir Tahun, DLH Kota Yogya Antisipasi Kenaikan Volume Sampah |
![]() |
---|
Sebulan, Yogyakarta Emergency Service Tangani Ratusan Kasus Gawat Darurat |
![]() |
---|
Bengkel Reparasi Mobil di Kota Yogya Dilalap Si Jago Merah |
![]() |
---|
Hujan Lebat di Kota Yogyakarta, Pohon Berdiameter 40 cm Tumbang |
![]() |
---|