Bisnis

BI Bersama TPID DIY Terus Jaga Angka Inflasi Agar Tidak Naik

Angka inflasi di DIY terus dijaga agar tidak naik. Hal tersebut karena inflasi yang tinggi erat kaitannya dengan kemiskinan.

Penulis: Amalia Nurul F | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Amalia Nurul
Kepala Tim Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY, Probo Sukesi mengatakan pihaknya bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY terus berkoordinasi menjaga angka inflasi tidak melebihi 3,5% ± 1 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Angka inflasi di DIY terus dijaga agar tidak naik.

Hal tersebut karena inflasi yang tinggi erat kaitannya dengan kemiskinan.

Sementara, angka kemiskinan di DIY masih tergolong cukup tinggi.

Kepala Tim Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY, Probo Sukesi mengatakan pihaknya bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY terus berkoordinasi menjaga angka inflasi tidak melebihi 3,5% ± 1.

"Kami sudah melakukan koordinasi dengan anggota TPID DIY intinya bahwa kita menjaga supaya tingkat inflasi di DIY tidak melebihi 3,5% ± 1 karena itu kan acuannya. Karena kalau inflasi kan harga-harga naik, masyarakat yang akan menanggung penderitaan," katanya, Senin (21/10/2019).

Bank Indonesia Sempurnakan Kebijakan SKNBI untuk Mudahkan Transaksi Nominal Besar

"Kita sudah melakukan rakorda dengan kabupaten, pemantauan harga, koordinasi dengan distributor gapoktan dan petani. Intinya kami selalu menjaga apa yang menjadi strategi di TPID. Itu tadi kaitannya ke kemiskinan, jadi untuk strategi kita menjaga jumlah pasokan tidak kekurangan," paparnya.

Lanjutnya, menjaga jumlah pasokan kebutuhan pokok diperlukan agar tidak terjadi kelangkaan dan menyebabkan harga naik.

"Nanti hukum ekonomi akan berlaku, semakin stok rendah otomatis harga akan naik," ujarnya.

Selain itu, kelancaran distribusi juga dilakukan terlebih pada komoditas yang masih memerlukan impor.

Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah Resmi Nikmati Layanan Premium dari PLN

"Misal ada barang yang tidak bisa disediakan di Jogja seperti bawang putih itu kan kita masih impor ya dan ambilnya masih di Surabaya. Bagaimana kita menjaga distribusi dari pelabuhan bisa sampai ke Yogyakarta dengan aman," terangnya.

Ia menambahkan, komunikasi yang efektif pada masyarakat juga perlu dilakukan.

Kata Probo, masyarakat perlu bijak dalam berbelanja terlebih pada musim-musim tertentu seperti jelang hari raya.

"Menjaga komunikasi yang efektif juga, supaya masyarakat tidak jor-joran dalam pembelian. Kita harus bijak, seperti saat bulan puasa kita lakukan komunikasi melalui iklan-iklan," tuturnya.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved