Empat Pemuda Desa Gaden di Klaten Jadi Pelopor Sedekah Sampah

Gerakan sedekah sampah di Klaten oleh Iqbal dan ketiga temannya ini sudah berjalan satu tahun.

Penulis: Victor Mahrizal | Editor: Muhammad Fatoni
dok. Pemkab Klaten
Iqbal Khoiri, Rio, Amar dan Ismadi berkeliling desa melayani masyarakat dukuh Bodrorejo, Gaden, Trucuk, Klaten untuk mengelola sampah melalui gerakan sedekah sampah. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Victor Mahrizal

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN – Bermodal motor roda tiga plus pengeras suara, sosok pemuda desa Iqbal Khoiri, Rio, Amar dan Ismadi berkeliling desa melayani masyarakat dukuh Bodrorejo, Gaden, Trucuk, Klaten.

Hal itu dilakukan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan masyarakat dengan mengelola sampah melalui gerakan sedekah sampah.

Gerakan sedekah sampah Iqbal dan ketiga temannya ini sudah  berjalan satu tahun.

Barang bekas seperti kertas semen, botol plastik, botol kaca sampai besi dikumpulkan dari  lima RT di Bodororejo.

Barang bekas ini lalu dikumpulkan di masjid melalui kepengurusan takmir masjid Nur Jannah dukuh setempat.  

Uang yang terkumpul digunakan untuk Jumat berkah, yakni makan siang bagi jamaah, sehingga kembali ke masyarakat. 

Selain untuk operasional sedekah sampah, hebatnya dari hasil pengolahan sampah itu juga membantu kegiatan Posyandu Ngudi Rahayu sebesar Rp25 ribu tiap bualan  untuk stimulan

“Ada sekitar 40 keluarga yang aktif menjadi penyetor sedekah sampah. Jadi sedekah tidak harus berbentuk uang. Kami bekerja sama dengan takmir Masjid Nur Jannah sehingga lebih mudah untuk mengajak masyarakat sadar lingkungan.  Apalagi menjaga kebersihan itu termasuk bagian dari syariat, termasuk mengelola dan tidak membuang sampah sembarang,” jelas Iqbal saat berbincang di acara Penilaian Posyandu Tingkat Kabupaten Klaten di Posyandu Ngudi Rahayu Dukuh Bodrorejo, Gaden, Trucuk, Klaten.

Iqbal Khoiri sebagai Ketua Penggerak Sedekah Sampah Bodrorejo menambahkan sebagai pengelola sedekah sampah memang secara ekonomi tidak bisa untuk sandaran hidup.

Tapi bagaimana sedekah sampah itu bisa  membuka ruang bagi masyarakat untuk bersedekah dari barang bekas atau sampah yang mungkin tidak digunakan, tapi masih bernilai ekonomi daripada dibuang sembarangan.

“Kami ikhlas menjadi relawan sampah.  Hanya mengharap balasan dari Allah semata. Hanya bermodal niat dan motor roda tiga pinjaman warga, kami  mengajak masyarakat sadar lingkungan mengelola sampah. Kalau ada bantuan pemerintah seperti motor pengusung sampah, tentu akan sangat membantu,” pinta Iqbal. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved