Kulon Progo
Kisah Anggi, Bocah 3,5 Tahun Derita Penyakit Langka
Anggi Indayati Terisma, balita 3,5 tahun asal Dukuh, Desa Karangsari, Kecamatan Pengasih divonis menderita penyakit langka Rhabdomyosarcoma (RMS) atau
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Anggi Indayati Terisma, balita 3,5 tahun asal Dukuh, Desa Karangsari, Kecamatan Pengasih divonis menderita penyakit langka Rhabdomyosarcoma (RMS) atau kanker otot.
Akibatnya, bocah perempuan itu sehari-hari hanya bisa berbaring di tempat tidurnya.
Sakit yang dirasakan si bungsu dari tiga bersaudara anak pasangan Suyati (38) dan Eko Aryanto (40) ini mulai dirasakan pada Agustus 2018 lalu.
Saat itu, Anggi sering mengeluhkan rasa sakit ketika buang air kecil.
Setelah diperiksa, didapati ada benjolan kecil di perut bagian kanannya.
Kedua orang tuanya lalu membawanya ke puskesmas setempat untuk diperiksa.
• Memahami Apa Beda Deodoran dan Antiperspiran, Benarkah Menyebabkan Kanker Payudara?
Mendapati kondisinya, pihak Puskesmas langsung merujuk Anggi ke RSUD Wates dan setelah itu kembali dirujuk ke RSUP dr Sardjito Yogyakarta.
Selama beberapa hari perawatan di sana, dokter RSUP dr Sardjito menyatakan Anggi menderita Rhabdomyosarcoma (RMS).
Pada akhirnya, dokter pun tak berani melakukan operasi kepada Anggi.
Kondisinya tidak memungkinkan karena perutnya semakin membesar.
"Dokter tidak berani mengoperasi. Hanya diambil sedikit daging di perut untuk biopsi. Dari situ diketahui ada tumor ganas. Katanya Anggi kena tumor ganas kandung kemih atau Rhabdomyosarcoma,"kata ibu Anggi, Suyati, Kamis (17/10/2019).
Tumor di perut diketahui merupakan satu di antara gejala Rhabdomyosarcoma (RMS).
Pada Anggi, penyakit itu muncul di bagian perut hingga tampak besar mengembung.
Awal munculnya penyakit, perut yang mulai membesar itu sempat sedikit mengempis setelah orangtuanya rajin memberikan obat-obatan herbal.
Namun, perut Anggi kembali membesar dan semakin parah sehingga orangtuanya memutuskan untuk membawanya ke dokter.
• 1.200 Pelari Berdonasi untuk Pejuang Kanker di Hyatt Pink Ribbon Run 2019
Setelah gagal dioperasi, Anggi pulang ke rumah dan orangtuanya rajin memberikan obat-obatan herbal untuk perawatan selain juga mengonsumsi obat dari dokter.
Namun, kondisinya tidak juga membaik.
Dua minggu kemudian, Anggi menjalani kemoterapi di RSUP dr Sardjito.
Terapi ini dijalani hingga 6 bulan selanjutnya dan sampai saat ini masih melakukan kontrol rutin ke rumah sakit.
Terapi sinar x-ray juga dilakukans elama 16 hari berturut-turut namun ternyata tak berefek sama sekali dan kondisi Anggi tak banyak berubah.
Praktis, bocah itu kini hanya bisa terbaring di tempat tidur ditemani ibunya.
Konsumsi makan dan minum Anggi sebetulnya masih normal namun orangtuanya sengaja membatasi sesuai anjuran dokter supaya penyakitnya tak semakin memburuk.
• RS Gleneagles Ajak Masyarakat Ketahui Kanker Otak
Demi merawat Anggi, Suyati rela keluar dari pekerjaannya sebagai pelayan di sebuah warung makan.
Adapun ayahnya kini hanya menjadi buruh bangunan serabutan dan saat ini sedang menganggur.
Untuk biaya hidup sehari-hari, keluarga itu hanya mengandalkan bantuan dari tangan-tangan dermawan.
Untungnya, biaya pengobatan dan perawatan Anggi masih tertalangi oleh program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan serta Program Keluarga Harapan (PKH).
"Saya berusaha tetap tabah, ikhlasm dan sabar merawat ANggi setiap hari. Yang saya inginkan sat ini adalah yang terbaik untuk Anggi. Sebagai ibu, saya juga ingin anak-anak kami sehat. Apalagi, Anggi satu-satunya anak perempuan kami,"kata Suyati.
Perhatian di antaranya datang dari Pemerintah Kabupaten Kulon Progo yang menyalurkan sejumlah bantuan bagi Anggi dan Keluarganya. Wakil Bupati Kulon Progo, Sutedjo, menyerahkannya langsung pada hari itu.
Sutedjo tak mampu menaha rasa harunya melihat kondisi Anggi.
Ia bahkan terlihat beberapa kali mengusap matanya dengan sapu tangan untuk menghapus air mata yang keluar.
"Saya kira tidak ada yang tidak tersentuh atas kondisi Dik Anggi ini. Kami turut berharap ada pihak-pihak yang bsia membantu mengatasi penyakitnya supaya perutnya menecil dan kita ringankan beban keluarganya,"kata Sutedjo.
• Siapkan Dokumen, Ini Jadwal Resmi CPNS dari Oktober 2019 hingga April 2020
Sutedjo mengaku Pemkab hanya bisa membantu sedikit dana mengingat opsi perawatan medis sudah dijalani namun hasilnya belum banyak memuaskan.
Ikhtiar sudah banyak dilakukan namun memang kondisi penyakit Anggi cukup parah.
Sutedjo sedikit lega karena keluarga itu sudah tercakup dalam jaminan BPJS maupun PKH.
• YouTuber Indonesia yang Penghasilannya Miliaran Rupiah per Bulan, Tertinggi Bukan Atta Halilintar
Namun, yang terpenting saat ini adalah mendukung keluarga Anggi agar tetap bisa tabah sembari mencari jalan penyembuhannya.
"Saya bukan dokter dan tidak tahu penyebabnya. Semoga dengan banyak yang mengetahui kondisi Anggi, ada yang kemudian bisa membantu. Juga, jangan sampai ada anak lain yang kena penyakit itu,"kata Sutedjo.(TRIBUNJOGJA.COM | singgih wahyu)