Mungkin Anda Mengalaminya, Ini 5 Penyebab Pengantin Baru Tunda Malam Pertama

Ada banyak alasan kenapa pasangan pengantin baru memilih untuk menundak ritual malam pertama mereka. Dari 5 alasan ini mungkin juga Anda alami

Editor: Mona Kriesdinar
Pixabay
Kisah Malam Pertama Berakhir Duka, Pengantin Wanita Tewas Setelah Dicium Suaminya Secara Brutal 

4. Banyak Keluarga Mengajak Ngobrol

Pesta pernikahan pasti dihadiri banyak keluarga, terutama keluarga yang lama tidak berjumpa.

Jika sudah begini, biasanya para keluarga ingin saling mengenal kedua mempelai, memberi nasihat pernikahan, hingga mengobrol terus hingga tengah malam.

Akibatnya, rasa capek dan takut 'diintip' keluarga yang iseng membuat pengantin baru menunda malam pertamanya.

5. Pestanya Sampai 3 Hari, 3 Malam

Di masa kini, pesta pernikahan biasanya hanya satu hari atau satu malam saja. Namun di beberapa kota di Indonesia, pesta ini bisa sampai 3 hari, 3 malam, dengan berbagai adat yang menguras tenaga.

"Kami baru malam pertama setelah seminggu menikah, karena pestanya berhari-hari, capeknya nggak karuan," demikian salah satu cerita sahabat kami.

Hhmm.. mungkin fakta-fakta ini bisa membuat istilah malam pertama direvisi.

Ritual Pernikahan Bangsa Viking, Harus Ada Saksi Saat Malam Pertama

Tak jauh berbeda dengan kepercayaan dalam budaya daerah lainnya, pernikahan bagi bangsa Viking juga merupakan hal yang sangat sakral. Sehingga wajar saja perlu banyak persiapan sebelum melaksanakannya.

Prosesi pertama sebelum pernikahan yakni melepas kransen yang melingkar di kepala calon mempelai wanita.

Kransen ini adalah sebuah lingkaran (headband) yang dikenakan oleh wanita yang belum menikah dan biasanya mereka mengurai rambutnya tanpa hiasan lain selain kransen.

Pedang Kuno Era Pra-Viking Berusia 1.500 Tahun Ditemukan Bocah 8 Tahun di Tepi Danau

Saat menikah, mereka akan memakai mahkota pernikahan dan kransen tersebut disimpan untuk diwariskan pada putrinya kelak.

Calon mempelai pria harus mendapatkan pedang dari salah satu leluhurnya.

Pedang bisa didapat dengan membuka kembali kubur leluhur yang telah mati untuk mengambil pedangnya, atau meminta dari seorang kerabat yang masih hidup.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved