Kabel Semrawut Kawasan Tugu Pal Putih Hingga Titik Nol Yogyakarta Tak Sedap Dipandang Mata

Yang paling mendesak menurutnya adalah di wilayah sumbu filosofis, mulai dari kawasan Tugu Pal Putih hingga sepanjang Jalan Margo Utomo.

Penulis: Yosef Leon Pinsker | Editor: Iwan Al Khasni
Dok Tribunjogja.com
Pemandangan kabel semrawut di kawasan Tugu Pal Putih Jogja 

Persoalan kabel udara di sejumlah wilayah strategis Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta, masih menjadi pekerjaan rumah yang perlu ditata lebih baik. Selain tampak semrawut dan kurang estetis, sejumlah kabel yang bergelantungan juga rentan dan beresiko kepada pengguna jalan.

.

.

Tidak hanya di area wisata seperti Jalan Malioboro dan sekitarnya. Kabel semrawut dan kurang tertata hampir bisa dilihat di setiap sudut jalan dan kawasan padat penduduk lainnya.

Luas wilayah kota Yogya yang sekitar 32,5 m², dikatakan Sekda Kota Yogya, Aman Yuriadijaya akan berpotensi untuk menyebabkan 100 km panjang penggelaran kabel udara jika dikaitkan dengan panjang ruas jalan yang dimiliki kota tersebut.

Maka itu, Aman meminta kepada stakeholder terkait untuk mempertimbangkan aspek teknis sewaktu membangun jaringan kabel kepada para pelanggan.

Pasalnya, menurut Aman kabel-kabel yang bergelantungan tersebut sudah tergolong menganggu dan tak mengindahkan aspek arsitektural.

"Harapannya di penggal-penggal tertentu kabel itu bisa dipasang semacam kabel duct," kata Aman, Selasa (8/10/2019).

Yang paling mendesak menurutnya adalah di wilayah sumbu filosofis, mulai dari kawasan Tugu Pal Putih hingga sepanjang Jalan Margo Utomo.

Kemudian pada area Jalan Malioboro serta sampai ke alun-alun Utara.

TERBONGKAR Modus Prostitusi Kawasan Cipanas, Tawarkan Cewek Pakai Mobil Keliling  

Keindahan landmark Yogyakarta, Tugu Pal Putih jadi terganggu akibat kabel listrik yang malang melintang di sekitarnya.
Keindahan landmark Yogyakarta, Tugu Pal Putih jadi terganggu akibat kabel listrik yang malang melintang di sekitarnya. (Tribunjogja.com)

"Konkretnya ya di wilayah itu, karena merupakan kawasan yang paling strategis dan sesuai dengan road map pengembangan pariwisata," tambahnya.

Aman menjelaskan, pada perayaan event berskala besar seperti WJNC #4 tempo hari, persoalan itu turut menjadi perhatian.

Kegiatan yang menjadi puncak peringatan HUT Kota Yogya tersebut memang dipusatkan di area Tugu Pal Putih hingga sepanjang Jalan Margo Utomo.

Meskipun tidak sampai menganggu teknis pelaksanaan acara, namun dengan puluhan ribu pasang mata yang hadir serta turut ditampilkan video tampak udara suasana acara berlangsung, tentu tampilan kabel menjadi kurang seronok.

"Bukan hanya PLN, itu Telkom dan sejumlah provider juga ada. Tentu harapan kita pada satu tahapan bisa turun dan kita tetap menghormati pertimbangan teknis dan juga investasi," ucapnya.

Wisata Jeep Merapi, Memacu Adrenalin di Lereng Gunung

Tugu Pal Putih Yogyakarta
Tugu Pal Putih Yogyakarta (TRIBUNJOGJA.COM / Alexander Ermando)

Tanggapan PLN dan Telkom

Manager Unit Pelaksana Peanggan (UP3) PLN Yogyakarta, Eric Rossi Pryo Nugroho mengatakan, pihaknya memang telah berkoordinasi dengan Pemkot Yogyakarta terkait dengan permasalahan kabel udara.

Pembahasan pun sudah dilakukan sejak dua tahun silam. Wilayah yang mendapat prioritas penataan adalah di Tugu Pal Putih hingga kawasan 0 Km.

"Tapi yang sudah disediakan dananya mungkin dari simpang MC Donald Gondolayu sampai ke Tugu Pal Putih. Karena 2020 nanti bukan hanya PLN yang akan menggunakan jalur ducting, tapi juga Telkom dan lainnya," imbuh Eric, Selasa (8/10/2019).

Eric menjelaskan, pada 2020 nanti kabel di sepanjang jalur tersebut sudah akan diturunkan.

Bukan hanya satu sisi, melainkan kedua sisi jalan akan dipasang kabel bawah tanah.

Dia tidak menyebut secara pasti kapan pengerjaan akan selesai.

Namun, pihaknya berkomitmen pada 2020 semua kabel di jalur tersebut akan diturunkan.

Untuk jalur 20.000 volt, kawasan itu akan menjadi yang pertama diterapkan di kota Jogja dalam penerapan kabel bawah tanah.

Namun, untuk jalur 150 ribu kilo volt, PLN sudah membangunnya di wilayah Wirobrajan sampai ke Gardu Induk Gejayan.

"Jadi kalau dilihat sepanjang Gardu Induk Gejayan ke Selatan RRI itu ada patok yang merupakan jalur transmisi Wirobrajan sampai Gejayan," ujarnya.

Menurut dia, ada sejumlah kelebihan dan kekurangan jika kabel dipindahkan menggunakan jalur bawah tanah. S

elain waktu pengerjaan yang cukup lama, biaya yang dibutuhkan juga cukup besar dibanding dengan kabel udara.

"Tapi secara kehandalan memang lebih bagus karena tidak ada gangguan dari pohon dan papan reklame. Tapi misalnya ada gangguan akan lebih lama juga mencarinya karena harus mendeteksi per bagian," jelasnya.

GM Witel Telkomsel Yogyakarta, Fera Pebrayenti mengklaim, pihaknya selalu melakukan maintenance (pemeliharaan) terhadap kabel jaringan milik Telkom. Bahkan, persoalan gangguan kabel yang kurang baik dari segi penataan menjadi prioritas utama untuk diperbaiki.

Laporan yang masuk kepada pihaknya soal itu juga cukup banyak, bisa sampai lima hingga enam laporan dari masyarakat. Untuk itu, pihaknya beserta tim, diklaim kerap melakukan pemantauan dan perbaikan serta merapikan jaringan kabel yang cukup semrawut.

"Kalau masih ada yang terlihat dari masyarakat mungkin masih belum terlihat dari kami. Atau mungkin dari provider lain," imbuhnya.

Pun, dalam melakukan pemasangan pihaknya memiliki standarisasi tentang ketinggian dan juga kerenggangan kabel. Sejumlah tim pun kata dia sudah diberikan sosialisasi soal itu.

"Untuk wilayah pusat pariwisata memang sudah kami persiapkan untuk penanaman kabel di bawah tanah. Kita akan siapkan pemindahan, namun memang butuh kerjasama dengan stakeholder terkait," ujarnya. ( Tribunjogja.com | Yosef Leon Pinsker )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved