Kulon Progo
Pasokan Listrik di Kulon Progo Bisa Layani Enam Bandara Sekaligus
tingkat konsumsi listrik di Kulon Progo hingga saat ini tidak terlalu tinggi jika dibandingkan kapasitas daya yang disiapkan PLN.
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Pasokan daya listrik di Kulon Progo masih lebih dari cukup.
Bahkan, daya listrik yang tersedia masih cukup untuk memenuhi kebutuhan enam bandara sekaligus.
Manajer PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelangan (UP3) Yogyakarta, Eric Rossi Priyo Nugroho mengatakan, tingkat konsumsi listrik di Kulon Progo hingga saat ini tidak terlalu tinggi jika dibandingkan kapasitas daya yang disiapkan PLN.
Yakni, terpakai 30-35 megawatt (MW) saja dari kapasitas yang disiapkan sekitar 90 MW.
• Grebek Pasar Isuzu Traga, Lebih Dekat ke Konsumen
Adanya Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) yang tentunya membutuhkan daya listrik secara besar juga tak banyak berpengaruh terhadap pasokan listrik untuk masyrakat umum di wilayah tersebut.
"Tersisa 60 MW dan ini bisa untuk memenuhi kebutuhan enam bandara lagi jika semuanya di Kulon Progo," kata Eric dalam Multi Stakeholder Forum di Gedung Kaca, Kompleks Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Senin (7/10/2019).
Kebutuhan listrik di Kulon Progo saat ini dilayani oleh gardu induk di Glagah, Kecamatan Temon dan sedianya PLN akan membangun satu gardu induk lagi di kawasan industri Tuksono, Sentolo.
Diharapkan dua gardu ini sanggup memenuhi kebutuhan listrik bagi kawasan aerotropolis maupun kawasan industri sekaligus.
Asisten II Sekretariat Daerah Kulon Progo, Bambang Tri Budi Harsono berharap PLN bisa mengamankan penyediaan pasokan listrik di Kulon Progo seiring rencana pengembangan area perkotaan setempat.
• Bandara YIA Siap Hadapi Musim Libur Nataru
Di antaranya menyangkut kawasan 'Wates Baru', kawasan industri bandara, kawasan industri Sentolo, hingga kawasan penambangan pasir besi.
Menurutnya, listrik memilik peran cukup sentral karena semua peralatan pekerjaan maupun perabot rumah hanya bekerja dengan daya listrik.
"Semuanya tidak bisa lepas dari listrik dan pasokan listrik sangat dibutuhkan di kawasan perekonomian dan industri," kata Bambang.
Dalam acara itu, dilakukan pula penandatanganan komitmen bersama.
Antara lain kerjasama PLN dengan RSUD Wates yang tengah mengembangkan diri menjadi rumah sakit bertaraf internasional.
Direktur Utama RSUD Wates, Lies Indriyati mengatakan tegangan listrik yang naik turun tak stabil berpotensi membuat peralatan medis cepat rusak.
Ia berharap stabilitas daya listrik di RSUD ke depannya bisa terjaga. (TRIBUNJOGJA.COM)