Mahasiswa UNY Kembangkan Biogas Bertenaga Hybrid

Mahasiswa UNY Kembangkan Biogas Bertenaga Hybrid di Dusun Ngentak Poncosari Srandakan Bantul

Penulis: Siti Umaiyah | Editor: Hari Susmayanti
Istimewa
Biogas yang dikembangkan di Ngentak Poncosari Srandakan Bantul 

TRIBUNJOGJA.COM - Inovasi di bidang teknologi terbarukan saat ini sangatlah diperlukan, hal tersebut dikarenakan semakin menipisnya persediaan sumber energi fosil.

Salah satu sumber energi yang cukup berpotensi menjadi sumber energi alternatif di antaranya adalah biogas.

Saat ini, pemanfaatan sumber energi biogas sudah mulai dikembangkan di beberapa tempat, salah satunya di Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya Pandan Mulyo di Dusun Ngentak Poncosari Srandakan Bantul.

Akan tetapi, kapasitas produksi dari sistem yang ada masih kurang maksimal, yang mana peralatan yang ada masih bersifat manual dan sederhana. Sehingga memerlukan tenaga ekstra untuk tetap bisa menghasilkan biogas.

Melihat hal tersebut, sekelompok mahasiswa UNY yang terdiri dari Neneng Thoyyibah Prodi Pendidikan Teknik Mekatronika, Ardi Jati Nugroho Putro dan Dwi Sarwanto Prodi Pendidikan Teknik Mesin, Muhamad Nur Azis Prodi Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan serta Amalia Rohmah Prodi D3 Teknik Elektronika merancang alat yang disebut Biothings V2.

Kisah Operasi Pembebasan Pesawat Woyla, Pasukan Koppasandha Hanya Butuh 3 Menit Lumpuhkan Pembajak

Neneng Thoyyibah menjelaskan, Biothings V2 ini mampu menghasilkan biogas otomatis menggunakan tenaga hybrid berbasis IOT (internet of things) guna meningkatkan hasil produksi biogas.

"Sebelumnya untuk pembuatan biogas di Dusun Ngentak sendiri masih minim, hanya bisa digunakan untuk keperluan rumah tangga saja, belum bisa digunakan untuk usaha kuliner. Selain itu dalam pembuatan biogas belum bisa mengatur suhu yang sesuai agar hasil biogas lebih optimal," ungkapnya.

Menurutnya, keunggulan dari Biothings V2 yakni dapat membuat biogas secara otomatis mulai dari penakaran dan pengadukan air dan kotoran sapi.

"Sensor-sensor yang ada pada alat ini bisa dikontrol dengan menggunakan smartphone sedangkan energi yang dibutuhkan untuk mengaktifkan Biothings V2 menggunakan tenaga hybrid, sehingga hemat energy," katanya.

Seorang Kakek di Bantul Meninggal Dunia di Angkringan, Diduga Serangan Jantung Seusai Bersepeda

Ardi Jati Nugroho Putro, menjelaskan dia dan timnya awalnya melakukan studi literatur mengenai komponen-komponen pendukung. Selanjutnya mulai mendesain fisik alat baik desain rangkaian elektrik maupun fisik, desain alat meliputi perakitan alat, rangkaian dan bentuk fisik dari alat.

"Rancangan yang telah dibuat dilanjutkan dengan menyusun daftar pembelian komponen alat. Kemudian masuk dalam tahap perakitan, sehingga alat ini dapat segera dibuat untuk diterapkan dalam pembuatan biogas agar lebih optimal," terangnya

Bahan utama yang dibutuhkan alat ini adalah water level control, sensor LM35, Modul wifi ESP 8266 dan LCD monitor. Sedangkan bahan elektroniknya adalah LED indikator dan LED strip.

Dia menjelaskan, dalam Biothings ini terdapat beberapa bagian alat, yaitu alat sensor penakar air dan kotoran sapi untuk menakar pencampuran antara kotoran sapi dengan air secara otomatis.

Sensor yang digunakan untuk kotoran sapi adalah Load Cell, sedangkan sensor untuk air adalah water level control (WLC).

Sebelumnya, karya ini berhasil meraih dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penerapan Teknologi tahun 2019. (Tribunjogja I Siti Umaiyah)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved