Kontestan ‘Produce X 101’ dan ‘Idol School’ Angkat Bicara Terkait Skandal Voting Palsu
Kontroversi pemalsuan voting yang dilakukan oleh Produser survival show Produce X 101 membuat gempar hingga pihak kepolisian turun tangan
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Rina Eviana
TRIBUNJOGJA.COM - Kontroversi pemalsuan voting yang dilakukan oleh Produser survival show Produce X 101 membuat gempar hingga pihak kepolisian turun tangan karena sejumlah penggemar merasa ada yang janggal dengan pola voting.
Skandal kecurangan voting ‘Produce X 101’ telah dicurigai sejak awal acara episode 2. Masalah tersebut muncul karena pemungutan suara di putaran pertama dan kedua memiliki gap yang sama.
MBC News mewawancarai peserta dari ‘Produce X 101’ dan ‘Idol School’ hingga mereka menemukan contoh lebih lanjut tentang dugaan ketidakadilan dalam pertunjukan.
‘Produce X 101’ saat ini sedang dalam penyelidikan polisi untuk kecurigaan manipulasi pemungutan suara dari semua musim ‘Produce 101’ hingga merambah pada ‘Idol School’.
Polisi telah melakukan pencarian dan melakukan penyitaan kantor CJ ENM dan perusahaan yang mengelola data pemungutan suara pesan teks untuk ‘Produce X 101’.
Dalam episode 3 Oktober MBC News, mencari keterangan dari seorang peserta latihan ‘Produce X 101’ yang kemudian menggambarkan bagaimana dari awal, ia hanya difilmkan dan ditayangkan sedikit. Mereka juga mengungkapkan ada beberapa peserta pelatihan yang mengetahui lagu-lagu untuk misi itu terlebih dahulu sebelum hari H.
"Kami bertanya kepadanya tentang hal itu dan dia mengatakan bahwa guru tari-nya telah memberitahunya," kata peserta pelatihan.
Kepala agensi hiburan juga mengatakan bahwa sudah merupakan praktik terbuka bagi tim produksi untuk memilih siapa yang mereka sukai hal ini dikenal di kalangan pemirsa sebagai ‘PD pick’.
“Saya mendengar orang mengatakan hal-hal sepertinya beberapa agensi sudah mengetahui daftarnya dan sepertinya orang sudah menyadarinya,” tambahnya.
Sementara itu, seorang kontestan di acara Mnet ‘Idol School’ juga berbicara dengan MBC tentang pengalamannya. Peserta pelatihan di acara itu seharusnya telah dipilih melalui putaran pertama audisi, tetapi dia menyatakan bahwa banyak kontestan telah berhasil di acara itu tanpa datang ke audisi.
"Ketika kami melakukan audisi, kami berada di tempat dengan 3.000 pelamar, tetapi dari 40 dari kami siswa yang muncul, hanya empat yang pergi ke audisi," terangnya.
Noh Woong Rae, seorang anggota majelis dan ketua Komite Sains, TIK, Penyiaran, dan Komunikasi, mengatakan kepada MBC jika CJ ENM yang seharusnya bertanggung jawab.
“Jika CJ ENM bertanggung jawab sebagai perusahaan siaran, maka orang yang bertanggung jawab harus menghadiri inspeksi Majelis Nasional dan dengan jelas jelaskan kepada bangsa tentang manipulasi program ini," ungkap Noh Woong Rae.
MBC melaporkan bahwa polisi saat ini sedang menyelidiki untuk mencari tahu apakah ada kesepakatan bisnis yang tidak adil dengan yang lain seperti agensi hiburan sembari memilih para kontestan dan memanipulasi peringkat untuk program audisi Mnet.
( Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari )