Liga 2 2019
PSIM Yogyakarta vs Sulut United : Pertaruhan Nasib Laskar Mataram
PSIM Yogyakarta mempertaruhkan nasibnya di Liga 2 2019, pada laga kontra Sulut United, yang digulirkan di Stadion Mandala Krida, Jumat 4 Oktober besok
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - PSIM Yogyakarta mempertaruhkan nasibnya di Liga 2 2019, pada laga kontra Sulut United, yang digulirkan di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Jumat (4/10/2019).
Andai gagal mengemas poin penuh, peluang lolos ke babak 8 besar pun makin menipis.
Bagaimana tidak, dengan raihan 24 poin dari 16 laga, Laskar Mataram saat ini masih tercecer di peringkat 6.
Oleh sebab itu, tiga partai kandang yang tersisa pun wajib disapu bersih, sekaligus menjaga peluang naik, setidaknya ke posisi 4 klasemen akhir grup timur.
• Grebek Pasar Isuzu Traga, Lebih Dekat ke Konsumen
Ya, seandainya bisa mencatat kemenangan di markas sendiri, saat meladeni Sulut United, Persis Solo, hingga Persatu Tuban, kans melaju ke fase berikutnya, masih cukup terbuka.
Namun, melihat performa inkonsisten PSIM Yogyakarta, untuk merealisasikannya, tentu tak mudah.
Walau begitu, Pelatih PSIM Yogyakarta, Aji Santoso nenegaskan tekad, bahwa kemenangan menjadi harga mati bagi timnya, dalam laga kontra Sulut United nanti.
Apalagi, di putaran pertama, Laskar Mataram berhasil membukukan poin maksimal, dengan hasil akhir 1-2.
"Tidak ada kata lain, tiga pertandingan home terakhir berarti final, kalau kita masih ingin menjaga asa lolos ke babak 8 besar. Jadi, besok hukumnya wajib kita memenangkan laga," tambahnya.
Tetapi, mantan juru taktik Arema FC tersebut dipaksa memutar otak, lantaran dua pilarnya, Achmad Hisyam Tolle dan Raymond Tauntu harus absen karena sanksi akumulasi kartu.
• PSIM Yogyakarta vs Sulut United, Aji Santoso : Hukumnya Wajib Menang!
Lalu, Syaiful Indra Cahya, Heri Susilo, serta Nugroho Fatchur Rahman, dibekap cedera.
Urung tampilnya Raymond bisa dibilang jadi kerugian paling berarti.
Benar saja, hingga kini, perannya di lini tengah, nyaris tak tergantikan.
Bukan tanpa sebab, ia merupakan satu-satunya gelandang bertahan yang bertipikal breaker, atau pemutus serangan lawan.
Sedangkan dua nama yang kemungkinan bakal diplot menggantikannya, yakni Sutanto Tan, atau midfielder kawakan Ade Suhendra, tidak punya atribut bertahan sebaik Raymond.