Sudah Ditonton 500 Ribu Orang, Ini 5 Fakta Menarik Film 'Pretty Boys' yang Disutradarai Tompi

Menjadi sutradara film adalah salah satu mimpinya. Dokter sekaligus penyanyi tersebut mengaku tidak menyangka akan menjadi penyanyi.

"Bikin film buat saya memang mimpi saya sih. Nyanyi, bikin album, itu bukan mimpi saya. Saya enggak pernah ada cita-cita mau jadi penyanyi sebenarnya," kata Tompi.

2. Film Pretty Boys diangkat dari kerpihatinan tayangan televisi.

Produser sekaligus pemain Deddy Mahendra atau Desta memberitahukan film ini terinspirasi dari keprihatinan tayang televisi yang kurang mendidik.

Ada beberapa acara yang menayangkan pertengkaran, drama, bullying sampai reality show berlebihan.

"Namun, semakin ke sini, televisi mulai menampilkan tayangan yang tidak mendidik. Perusahaan TV seakan berlomba-lomba menghadirkan tayangan yang kurang mendidik generasi penerus. Semua itu dilakukan hanya demi kepentingan rating dan share," kata Desta.

3. Onad Menangis karena dalam film Pretty Boys Mengingatkan pada ayahnya.

Onadio Leonardo menangis saat menonton film Pretty Boys yang juga dibintanginya. Film tersebut mengingatkan pada ayahnya.

"Gue sedih banget sih, karena gua espektasinya film ini komedi banget ternyata dramanya jauh lebih kental. Gue keingat bokap sih." kata Onad.

Onad merasakan cerita Anugerah pergi ke Jakarta, demi menggapai cita-cita menjadi presenter televisi ditentang ayahnya seperti dirinya dulu.

4. Film Pretty Boys sempat dirombak total

Desta memberitahu film Pretty Boys sempat mengalami perubahan total karena kurang sesuai harapan.

"Sudah jadi filmnya, cuma karena gue tonton kok berasa kurang, kita reedit semua. Padahal sudah jadi filmnya kita harus edit lagi semuanya. Jadi ulang lagi dari awal semuanya" ucap Desta.

Bersama kru film, Desta menjelaskan membutuhkan waktu sekitar dua bulan untuk menyelesaikan film.

5. Soundtrack film melibatkan musisi indie.

Ada beberapa musisi indie mengisi soundtrack film seperti Danilla Riyadi, White Shoes & The Couples Company, Nadine Amizah, Ardito Pramono dan Naif.

( Tribunjogja.com | Dwi Latifatul Fajri )