PSS Sleman
Segera Berbenah, PSS Sleman Wajib Lupakan Hasil Minor di Markas Arema FC
Pembenahan besar-besaran harus dilakukan PSS Sleman setelah hanya mengamas satu poin saja dalam dua pertandingan terakhir di Liga 1 2019.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Pembenahan besar-besaran harus dilakukan PSS Sleman setelah hanya mengamas satu poin saja dalam dua pertandingan terakhir di Liga 1 2019.
Terakhir, Laskar Sembada dilumat empat gol tanpa balas di markas Arema FC, Selasa (24/9/2019).
PSS Sleman jelas tidak bisa berleha-leha, meski mampu finish di papan atas pada paruh musim lalu.
Tapi, persaingan di putaran ke dua ini bakal jauh lebih sengit, mengingat kontestan top league lainnya melakukan pembenahan, untuk menambah dan menambal kekuatan.
• Isuzu Traga, Extra Untungnya, Lega Muatannya! Buktikan di Pasar Nduku Magelang
Dari informasi yang dihimpun Tribunjogja.com, PSS Sleman pun sejatinya merekrut beberapa pemain anyar pada transfer window silam.
Bahkan, tiga diantaranya langsung mencatat debut dalam laga lawan Arema FC.
Ketiganya yakni Samuel Christianson (fullback), Jefri Kurniawan (midfielder) dan Antoni Putro (winger).
Namun, tiga penggawa itu, tampak belum sepenuhnya menyatu dalam tim.
Padahal, pada matchday tersebut, Jefri dan Antoni mendapat kesempatan bermain full time selama 90 menit.
Sementara Samuel akhirnya digantikan Jajang Sukmara di menit ke-80.
Pelatih PSS Sleman, Seto Nurdiantoro pun menuturkan, anak asuhnya harus segera melupakan hasil buruk tersebut, meski di sisi mental wajib mendapat perhatian khusus.
• Majukan Industri eSport di Indonesia, PSS Sleman Jalin Kerja Sama dengan Digi Sport Asia
Apalagi timnya ditunggu lawan berat, Madura United, di Stadion Maguwoharjo, Minggu (29/09/2019).
"Pertandingan di putaran kedua masih banyak, kita harus menatap ke sana. Tentunya ada pengaruh ya (psikologi dan pemain). Tapi, saya ingin mereka bisa melupakan kekalahan dan fokus melawan Madura (United)," katanya, Rabu (25/9/2019).
"Namun tidak hanya sekadar melupakan saja. Tetapi harus belajar dari hasil itu dan paham hal-hal apa yang perlu diperbaiki," imbuh Seto.
Benar saja, pemegang lisensi kepelatihan AFC Pro itu menilai, skemanya sama sekali tak berjalan kala kontra Arema FC.
Performa fullback disoroti, setelah berulang kali dengan mudah ditembus duet winger Singo Edan, baik Rifaldi Bawuo, maupun Ridwan Tawainela.
• Catatan Evaluasi Arema FC vs PSS Sleman - Super Elja Rapuh di Belakang, Kurang Garang di Depan
"Rencana kita gagal semua. Artinya, sebenarnya kita ingin menambah pemain depan setelah tertinggal itu. Tapi, saya melihat situasinya bek kanan dan bek kiri tidak dalam kondisi yang baik," tuturnya.
"Memang, ada sedikit masalah. Kalaupun mereka di belakang benar-benar siap, mungkin kita punya opsi memasukkan Yudo (Kushedya Hari), kemudian ada beberapa pilihan lain juga," tambah eks juru taktik PSIM Yogyakarta itu.
Akan tetapi, Seto meyakini, kekalahan telak tersebut menjadi pelajaran, sekaligus tamparan berharga bagi dirinya sebagai headcoach.
Ia pun menyadari, untuk menukangi klub kasta tertinggi, mutlak dibutuhkan kejelian dalam menyusun starting eleven.
"Ini risiko sebuah pertandingan berat bagi seorang pelatih. Bagaimana mengatur semuanya, dalam hal susunan pemain," pungkasnya. (TRIBUNJOGJA.COM)