Bantul

Atasi Kekeringan di Bantul, Bupati Suharsono Gandeng Ahli Geologi untuk Bangun Sumur Bor

Atasi Kekeringan di Bantul, Bupati Suharsono Gandeng Ahli Geologi untuk Bangun Sumur Bor

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM / Ahmad Syarifudin
Bupati Bantul Drs Suharsono menyalurkan bantuan air bersih dalam acara Hari Perhubungan Nasional ke - 48 di Dusun Kobango, Padukuhan Nogosari I, Wukirsari, Imogiri, Minggu (22/9/2019) 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Krisis air bersih menjadi musibah langganan yang setiap tahun terjadi di Kabupaten Bantul.

Terutama di daerah perbukitan, kekeringan selalu terjadi saat musim kemarau datang.

Mengatasi permasalahan tahunan itu, Bupati Bantul Suharsono mengaku sudah mencanangkan solusi jangka panjang.

Pihaknya segera menggandeng ahli geologi untuk pembuatan sumur bor dalam. Langkah tersebut dirasa efektif untuk mengatasi kekeringan.

"Solusi kekeringan saya katakan, saya akan membuat sumur bor. Nanti teknisnya ahli geologi yang akan mencari di mana kira-kira letak sumber airnya," kata Suharsono, saat memberikan bantuan air bersih dalam acara Hari Perhubungan Nasional ke - 48 di Dusun Kobango, Padukuhan Nogosari I, Wukirsari, Imogiri, Minggu (22/9/2019).

Pilkada 2020, PDIP Gunungkidul Jaring Tokoh Masyarakat, Pejabat dan Anggota TNI Sebagai Balon Bupati

Sumur bor tersebut, menurut Suharsono rencananya akan dibangun di seluruh titik di Kabupaten Bantul yang menjadi langganan kekeringan. Seperti misalnya di Kecamatan Imogiri, Pleret, Piyungan dan Kecamatan Dlingo.

Suharsono mengaku sudah meminta kepada Dwi Daryanto selaku kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bantul untuk mendata secara detail di mana saja lokasi langganan kekeringan di Bumi Projotamansari.

"Masalah air bersih ini harus segera ditangani. Mudah-mudahan tahun depan tidak terjadi kekeringan seperti ini," tuturnya.

Viral Fenomena Langit di Jambi Berwarna Merah, Sebagian Warga Sampai Mengungsi

Lanjutnya, Bupati menjelaskan setelah titik lokasi kekeringan seluruh Bantul didata, nantinya ahli geologi yang akan menentukan, kira-kira dari masing-masing lokasi kekeringan itu, dimana sumber air lebih mudah ditemukan.

"Misalnya di daerah Mangunan sumber air bisa ditemukan pada kedalaman 150 meter. Nanti ahli geologi dengan alatnya mencari dimana yang kira-kira lebih dangkal dan ada sumber airnya," jelas Suharsono.

Adapun untuk realisasinya, Mantan Perwira Menengah Kepolisian Polda Banten itu mengaku secepatnya. "Kalau bisa tahun depan atau menggunakan dana perubahan pada akhir tahun 2020," terang dia. (Tribunjogja I Ahmad Syarifudin)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved