3 Siswa SMK N 1 Sanden Bantul Hilang Selama 9 Tahun, Dijual Calo Saat PKL ke Pelabuhan Benoa

Ketiganya siswa SMK N 1 Sanden, Bantul, itu hilang sejak 2009 setelah berangkat Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Pelabuhan Benoa, Bali.

Editor: Rina Eviana
KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO
Lucia Martini menunjukkan sertifikat anaknya Ignatius Leyola Andinta Denny Murdani yang hilang kontak saat Mengikuti PKL di Bali oleh SMK N 1 Sanden, Bantul ditemui di rumahnya Rabu (4/9/2019). 

Surat tersebut berisi pemberitahuan bahwa KM Jimmy Wijaya tempat Agiel bekerja hilang kontrak per 6 Februari 2010 pukul 04.00 WIT.

Riswanto menerima surat dari petugas pos perihal kabar kurang sedap itu. Dalam surat itu disebutkan Agiel bekerja mulai tanggal 27 Februari 2010.

"Saya percaya itu PKL, dapat surat ditujukan kepada saya orangtua, dalam surat itu lost contact. Di situ saya kaget, kok di sini dapat dari PT, setahu saya anak lagi PKL," katanya saat dihubungi, Selasa (3/9/2019), seperti TribunStyle.com kutip dari Kompas.com.

Riswanto pun langsung menelepon perusahaan yang mengirimkan surat padanya untuk menanyakan soal PKL.

Sebuah fakta mengejutkan terungkap usai Riswanto menghubungi perusahaan tersebut.

Agiel dan teman-temannya ternyata disalurkan oleh calo untuk bekerja di kapal. Pihak perusahaan juga memberitahukan kalau mereka masih mencari kapal itu.

Riswanto pun mendatangi sekolah tanpa memberitahukan terlebih dahulu mengenai kejadian hilangnya kapal yang ditumpangi putranya.

Saat ditanya mengenai PKL, kepala sakolah justru menjawab baik-baik saja.

"Waktu itu dijawab baik-baik saja. Saya tanya kerja di mana anak saya, dan dijawab baik-baik saja. Surat (dari perusahaan) saya banting di meja, begitu baca gemeter," ucapnya.

Saat itu Riswanto menanyakan mengenai PKL yang ternyata dipekerjakan oleh perusahaan.

Riswanto akhirnya berangkat ke Bali untuk mencari tahu kejelasan nasib putranya.

Setelah tiba di perusahaan tersebut, Riswanto mendapatkan bukti kontrak kerja.

Pihak perusahaan sendiri mendapatkan tenaga kerja dari calo ke calo.

Perusahaan juga menerima para siswa untuk bekerja karena memiliki KTP yang ternyata palsu.

Riswanto menceritakan bahwa dalam kontrak kerja yang di tandatangani anaknya tertulis selama 6 bulan.

"Dalam kontrak kerja itu enam bulan, ternyata anak saya sudah teken (tanda tangan). Intinya anak saya tidak mengetahui," ucap pria yang saat ini mengaku tinggal di Jakarta.

Sumber: TribunStyle.com
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved