Operasi Patuh 2019, Hantu Jadi-jadian dan Edukasi ke Pengendara

Hantu jadi-jadian itu pun muncul di tengah-tengah meja sidang penindakan yang digelar, bersama dengan para pelanggar yang terkena tilang.

Editor: ribut raharjo
Kompas.com
Salah satu hantu jadi-jadian (kanan) yang dihadirkan dalam agenda sidang di tempat, dalam operasi patuh 2019 yang dilaksanakan Satlantas Polres Gresik.(KOMPAS.com/HAMZAH ARFAH) 

TRIBUNJOGJA.COM - Berbagai inovasi terus dilakukan pihak kepolisian, khususnya jajaran Satuan Lalu Lintas Polres Gresik untuk dapat menekan angka kecelakaan yang terjadi.

Salah satunya, menghadirkan hantu jadi-jadian dalam rangkaian Operasi Patuh 2019. Saat Operasi Patuh 2019, dilakukan agenda sidang di tempat di sekitar Terminal Bunder, Gresik, Selasa (3/9/2019).

Hantu jadi-jadian itu pun muncul di tengah-tengah meja sidang penindakan yang digelar, bersama dengan para pelanggar yang terkena tilang.

Hasilnya, hantu dengan wajah menyeramkan tersebut menjadi pendamping para pelanggar lalu lintas. Pihak kepolisian sengaja menghadirkan hantu jadi-jadian tersebut di area sidang.

Hantu dibuat lengkap dengan kain putih serta riasan mirip darah. Ternyata, kehadiran hantu ini lebih pada aspek edukasi kepada masyarakat, supaya tertib dalam berlalu lintas.

Kehadiran hantu tersebut diharapkan memberi efek jera, agar pelaku kesalahan tidak melanggar peraturan yang telah ditetapkan oleh pihak kepolisian.

"Kami mau kasih shock therapy, pengingat kepada pengguna jalan, terutama mereka yang kemarin melanggar-melanggar itu, bahwa pelanggaran itu awal dari kecelakaan, seperti melawan arus, kecepatan melebihi batas maksimal, tidak pakai helm, dan lain sebagainya," ujar Kasatlantas Polres Gresik AKP Wikha Ardilestanto, Rabu (4/9/2019).

Wikha menjelaskan, maksud dari pihaknya menghadirkan hantu jadi-jadian dalam agenda tersebut agar pengguna jalan tidak melanggar aturan dan kemudian mengalami kecelakaan.

"Karena itu, kemarin kami hadirkan model hantu itu, jika sudah jadi korban kecelakaan ya bisa jadi akan seperti itu (hantu). Jadi kami ini sifatnya pada edukasi kepada masyarakat," kata Wikha.

Dalam agenda tersebut, pihak kepolisian dibantu oleh para pekerja yang sehari-hari berdinas di Kantor Samsat Gresik.

Mereka berkenan mengenakan atribut dan berdandan mirip hantu, untuk membantu kampanye yang tengah digalakkan oleh Satlantas Polres Gresik.

"Pada operasi 2019 kali ini, kami merencanakan bakal ada dua kali agenda sidang di tempat. Setelah kemarin, mungkin nanti ada satu lagi. Tapi masih kami pikirkan, karena kami ingin konsep yang berbeda," ucap dia.

Operasi Patuh 2019 bakal berlangsung selama 14 hari, digelar mulai 29 Agustus hingga 11 September 2019.

Dalam rentang waktu tersebut, Satlantas Polres Gresik menginginkan satu kali agenda sidang di tempat, yang kembali bekerja sama dengan Kejaksaan Negeri dan Pengadilan Negeri Gresik seperti halnya yang dilakukan pada Selasa kemarin.

"Kami sedang mencari tempat dan waktu yang pas untuk agenda kedua nanti. Mengenai konsep, kami ingin berbeda dengan yang kemarin," kata Wikha.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved