Rumini Guru Honorer yang Bongkar Praktik Pungli Hidup Susah, Tak Punya Kerjaan Ditolak Dimana-mana

Rumini Guru Honorer SD yang Bongkar Praktik Pungli Kini Hidup Susah, Tak Punya Kerjaan Ditolak Dimana-mana

Ist
Rumini guru honorer yang bongkar pungli 

Rumini Guru Honorer SD yang Bongkar Praktik Pungli Kini Hidup Susah, Tak Punya Kerjaan Ditolak Dimana-mana

TRIBUNJOGJA.COM - Malang nian nasib yang menimpa Rumini, mantan guru honorer SDN Pondok Pucung 2 Tangerang Selatan ini.

Ia kini menganggur setelah membongkar praktik pungutan liar atau pungli di sekolahnya itu.

Rumini buka suara soal pungli iuran les komputer dan pembelian buku.

Menurutnya orang tua murid pun harus terpaksa membayar selama anaknya sekolah di situ.

Inspektorat Tangerang Selatan pun membeberkan hasil penyelidikan terkait kasus tersebut. Hasilnya memang terbukti bahwa sekolah ini telah melakukan pungli.

 
"Sekarang saya nganggur setelah dipecat dari sekolah. Sudah dua bulan saya tidak dapat kerjaan," ujar Rumini kepada Warta Kota, Kamis (29/8/2019).

Dirinya menyebut semakin sulit mencari pekerjaan usai membongkar praktik pungli itu. Bahkan ia mengaku terasing jika mendaftar sebagai guru di tiap - tiap sekolah.

"Saya sudah ngelamar, tapi dicuekin. Mereka malah ketakutan kalau saya ngajar di sekolah. Langsung ditolak aja lamaran saya, karena semua kan pada tahu kalau saya yang bongkar kasus pungli," ucapnya.

Sudah menganggur lama, Rumini pun kesulitan dalam segi keuangan. Untuk biaya makan dan kehidupan sehari - hari saja susah.

"Makanya saya sehari - hari untuk makan dibantu sama saudara - saudara. Pergi ke rumah nenek di Bengkulu sambil nunggu putusan Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany soal pungli ini," kata Rumini.
Tantang Airin Bongkar Pungli

Wali Kota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany genap berusia 43 tahun pada Rabu (28/8/2019).

Di hari ulang tahunnya itu, Airin mendapatkan kado pahit dari Rumini mantan guru honorer SDN Pondok Pucung 2 Tangsel yang membeberkan bahwa di sekolahnya terjadi pungutan liar atau pungli.

Rumini blak-blakan soal pungli dalam bidang pendidikan yang membelenggu Tangerang Selatan.

Ia pun berharap agar Wali Kota berparas cantik itu memberantas praktik korupsi tersebut.

"Ibu Wali Kota berani enggak membongkar terang - terangan pungli di Tangsel ini. Harusnya sesuai dengan janji kampanyenya dong," ujar Rumini kepada Warta Kota, Rabu (28/8/2019).

Dirinya pun menyinggung soal slogan Kota Tangerang Selatan yakni Cerdas, Modern dan Religus.

Menurutnya slogan itu hanya menjadi jargon saja tapi tak direalisasikan dalam kehidupan masyarakat.

"Buktinya banyak pungli di Tangerang Selatan. Lebih memprihatinkan lagi di bidang pendidikan. Ini sangat memalukan," ucapnya.
Rumini menyebut di akhir masa jabatan sebagai Wali Kota, Airin harus dapat menyelesaikan praktik busuk ini.

Hal itu dilakukan agar pungutan liar tidak terjadi turun temurun di Tangerang Selatan.

"Dia (Airin) kan Wali Kota sudah dua periode di Tangsel. Di akhir jabatannya ini berani tidak membongkar praktik pungli itu. Ini kan sudah jelas secara kasat mata, tanpa harus ditutupi," kata Rumini.

Bahkan hasil proses penyelidikan Inspektorat Tangerang Selatan telah menetapkan bahwa Kepala SDN Pondok Pucung 2 melakukan pelanggaran.

Sekolah tersebut melakukan pungutan iuran les komputer dari tahun 2012 sebesar Rp. 20.000.

Jika diakumulasikan hingga tahun ini, berkisar sampai Rp. 2,2 miliar dari jumlah siswa yang ada.

Rumini pun meluapkan kekecewaannya terkait hasil penyelidikan tersebut.

"Padahal bukan hanya pungli komputer saja, tetapi juga orang tua murid harus bayar buku pelajaran. Dan bukan hanya di sekolah itu yang melakukan, tapi juga satu Kecamatan di Pondok Aren, Tangerang Selatan. Wali Kota harus berani membongkar kasus ini demi masyarakatnya. Jangan pura-pura tidak tahu," ungkap Rumini. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved