Sejarah dan Mitos-mitos Menakutkan Malam 1 Suro yang Jatuh pada 1 September 2019

Pada malam 1 Suro para penganut Kejawen (kepercayaan tradisional masyarakat jawa) akan menyucikan dirinya berikut benda pusakanya

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Mona Kriesdinar
tribunjogja/arfiansyah panji
Suasana pelepasan Lampah Budaya Mubeng Beteng yang digelar untuk menyambut 1 Suro tahun Jawa, Minggu (02/10/2016) tengah malam. 

Aji Saka kemudian membebaskan rakyat Jawa dari cengkeraman mahluk gaib raksasa.

Selain itu bulan ini juga dipercayai sebagai bulan kelahiran huruf Jawa.

Kepercayaan tersebut ternyata terus turun menurun hingga saat ini.

Bahkan sebagian kalangan menganggap bulan Suro, terutama malam 1 Suro punya nilai mistis tersendiri atau cenderung dianggap angker.

Malam 1 Suro 2019 jatuh pada hari Minggu 1 September 2019. 

Mitos-mitos menakutkan malam 1 Suro

Banyak mitos malam satu suro sering terdengar di telinga manakala hari pergantian tahun baru islam tersebut semakin dekat. Bahkan orang sekarang masih mempercayai mitos tersebut. Berikut mitos malam 1 Suro yang masih dipercaya hingga sekarang :

1. Kembalinya Arwah Leluhur Ke Rumah

Sebagian masyarakat jawa pada masa lalu lebih sakral lagi dalam menanggapi datangnya pergantian tahun Hijriyah.

Banyak diantara mereka yang meyakini, bahwa di malam satu suro, arwah leluhur yang telah meninggal dunia akan kembali dan mendatangi keluarganya di rumah.

Bukan hanya itu saja, bahkan beberapa orang menambahkan peristiwa lebih seram lagi dimana mereka meyakini jika pada malam satu suro arwah dari orang-orang yang menjadi tumbal pesugihan akan dilepaskan dan diberi kebebasan pada malam tersebut sebagai hadiah pengabdiannya selama setahun penuh.

2. Dilarang Keluar Rumah

Di malam suro, kebanyakan orang dilarang rumah.

Hal ini berkaitan dengan artikel no 1.

Orang mengajarkan anak-anaknya agar tidak keluar rumah agar mereka tidak bernasib sial, lebih baik mendoakan leluhur atau kepada Tuhan YME demi kebaikan sendiri.

Khusus di Solo, kebanyak orang malah banyak yang keluar rumah.

Warga Soloraya (Klaten, Sukoharjo, Boyolali, Karanganyar) lebih ingin menyaksikan kirab budaya, salah satunya Kebo Bule diarak keluar dari keraton Surakarta.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved