Inilah Sekilas Sosok Sherly Annavita, Perempuan Muda yang Sempat Jadi Sorotan di ILC TV One

Jika Anda menonton Indonesia Lawyer Club (ILC) yang rutin tayang di TVOne, pasti ingin mengetahui lebih lanjut tentang sosok Sherly Annavita

Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Iwan Al Khasni
instagram.com/sherlyannavita
Sosok Sherly Annavita, Perempuan Aceh yang Menjadi Sorotan di ILC 

Agresi militer difokuskan ke wilayah Yogyakarta yang saat itu menjadi ibu kota. Operasi militer dipusatkan di wilayah Maguwo dan Wonocatur terutama serangan ke arah bandara udara Maguwo.

25 Juli 1947 Belanda melancarkan serangan udara menggunakan P-40 Kitty Hawk.

Serangan juga diarahkan ke pangkalan udara Bugis, Maospati, Panasan, Ciberuem, dan Kalijati. Ibu Kota Darurat Dikutip dari Kompas.com (19/12/2018),

serangan yang dilakukan Belanda dalam rangka agresi militer pertama membuat Indonesia mencoba strategi diplomasi dengan berunding dengan Belanda.

Dari hasil perundingan tersebut disepakati perjanjian Renville yang ditandatangani pada 17 Januari 1948. Namun Belanda melanggar perjanjian tersebut dengan melancarkan serangan ke Yogyakarta pada 17 Januari 1948 dalam rangka agresi militer II.

Serangan Belanda disiagakan penuh dengan menerjunkan beberapa pesawat DC-3, pesawat Jaegers serta pasukan bermotor Tijger Brigade yang tergabung dalam Komando Kolonel Van Langen.

Gencarnya serangan Belanda membuat Soekarno menginstruksikan pemindahan ibu kota secara darurat kepada Menteri Kemakmuran Syafrudin Prawiranegara di Bukittinggi.
Syafrudin Prawiranegara melaksanakan tugas yang diberikan Soekarno beserta Kolonel Hidayat dan Gubernur Sumatera Teuku Mohammad Hasan yang secara sepakat merealisasikan mandat Soekarno.

Serangan 1 Maret 1949

Dikutip dari Kompas.com (1/3/2019), adanya keinginan agar dapat diakui secara de facto oleh negara-negara lain, membuat Indonesia melancarkan serangan balasan merebut ibu kota Yogyakarta pada tanggal 1 Maret 1949.

Penyerangan dipimpin oleh Komandan Brigade 10/Wehrkreise III, Soeharto. Serangan difokuskan dari wilayah Barat Yogyakarta sampai Malioboro.

Sementara, sektor timur dipimpin oleh Venjte Sumual, sektor selatan dan timur dipimpin Mayor Sardjono, dan sektor utara oleh Mayor Kusno. Wilayah kota dipimpin oleh Letnan Amir Murtono dan Letnan Masduki.

Serangan yang dilancarkan dari berbagai arah membuahkan hasil. Pada pukul 12.00 WIB Yogyakarta berhasil direbut selama 6 jam. Pada dasarnya tujuan dari serangan tersebut bukan sebagai perebutan ibu kota, namun agar disoroti dunia internasional.

Itulah sebabnya kedudukan ibu kota hanya berlangsung selama 6 jam.

Dilansir dari Historia, hasil serangan 1 maret menimbulkan reaksi keras dari berbagai negara.

Pada akhirnya wacana tentang kedaulatan Indonesia masuk dalam agenda dewan PBB. Perundingan yang melibatkan Indonesia dan Belanda menghasilkan perjanjian Roem Royen yang menjadikan Indonesia mendapatkan kembali pemerintahannya.

Selesainya perundingan tersebut juga secara otomatis mengembalikan pemerintahan dari perpindahan di Yogyakarta dan Bukittinggi kembali ke Jakarta.

Kini, Presiden Joko Widodo merencanakan pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan.

Jokowi menegaskan pemindahan ibu kota dimaksudkan dalam konteks pemerataan. Ia berharap pemindahan ibu kota akan mendorong pertumbunan ekonomi baru, sekaligus memacu pemerataan dan keadilan ekonomi di luar Jawa.

"Ibu kota baru dirancang bukan hanya sebagai simbol identitas, tetapi representasi kemajuan bangsa, dengan mengusung konsep modern, smart, and green city, memakai energi baru dan terbarukan, tidak bergantung kepada energi fosil," kata Jokowi seperti diberitakan Kompas.com (16/8/2019).

(Sumber: Kompas.com/Aswab Nanda Pratama, Monika Novena, Rakhmat Nur Hakim)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jogja, Pemindahan Ibu Kota dan Rencana Besar Jokowi...", https://www.kompas.com/tren/read/2019/08/21/074808865/jogja-pemindahan-ibu-kota-dan-rencana-besar-jokowi?page= 

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved