Inilah Sekilas Sosok Sherly Annavita, Perempuan Muda yang Sempat Jadi Sorotan di ILC TV One
Jika Anda menonton Indonesia Lawyer Club (ILC) yang rutin tayang di TVOne, pasti ingin mengetahui lebih lanjut tentang sosok Sherly Annavita
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Iwan Al Khasni
Sehingga Inggris merasa mempunyai hak untuk menduduki Indonesia kembali.
Pemindahan Ibu Kota ke Yogyakarta Berdasarkan pemberitaan Kompas.com (17/8/2017), pelucutan senjata mengakibatkan kondisi di beberapa wilayah di Jakarta tidak stabil yang berakibat pada pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Yogyakarta.
Pemerintah Republik Indonesia, termasuk di dalamnya Bung Karno, Bung Hatta beserta seluruh kabinet pun mengungsi ke Yogyakarta.
Namun ternyata gelombang pengungsi juga berasal dari orang-orang yang datang dari berbagai wilayah. Mereka yang merasa terancam keselamatannya, memilih mengungsi ke Yogyakarta yang keamanannya relatif stabil dibandingkan wilayah lain.
Akibatnya, jumlah penduduk yang ada di Yogyakarta bertambah dari sekitar 1,5 juta penduduk menjadi 1,7 penduduk.
Selain itu dampak dari kepadatan penduduk menimbulkan permasalahan sosial, ekonomi, kesehatan dengan munculnya penyakit frambusia dan pes.
Bukan cuma menyerang orang miskin tapi juga kaum elite.
Dalam Minggu Pagi edisi 19 April 1951, dikisahkan frambusia membuat jari tangan Wali Kota Yogyakarta, Poerwokoesoemo menjadi gatal-gatal.
Jarinya penuh bintik merah dan bernanah.
Kantor berita Antara melaporkan peningkatan penggunaan obat suntik pes sebesar 2.253.240 liter pada tahun 1947 dan meningkat hampir 6 kali lipat di pertengahan tahun 1948.
Belum usai, kesulitan dan tekanan hidup di Yogyakarta kemudian juga memicu depresi.
Agresi Militer Pertama Penduduk asli dan para pengungsi yang tinggal di Yogyakarta juga berhadapan dengan situasi ekonomi yang buruk.
"Harga-harga melambung dan membuat barang-barang kebutuhan sehari-hari menjadi sulit didapat," kata Galuh Ambar Sasi, salah satu penulis buku Gelora di Tanah Raja: Yogyakarta Pada Masa Revolusi 1945-1949 saat ditemui Kompas.com, Kamis (10/8/2017).
Seperti dikutip dari Kompas.com (9/4/2018), 21 Juli 1947 agresi militer Belanda yang pertama diluncurkan.
Meski pemindahan ibu kota diharapkan dapat menjaga sistem pemerintahan dari sekutu, nyatanya Belanda melancarkan aksi militer.