Hingga Bulan Agustus, Tercatat Ada 94 Kasus Kebakaran Terjadi di Bantul Sepanjang Tahun Ini
Tercatat sejak Januari hingga Agustus 2019 saja, sudah ada 94 kasus kebakaran.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Kasus kebakaran di Kabupaten Bantul terbilang masih cukup tinggi.
Tercatat sejak Januari hingga Agustus 2019 saja, sudah ada 94 kasus kebakaran.
Jumlah tersebut dimungkinkan masih akan terus bertambah, mengingat musim kemarau diprediksi masih cukup panjang.
Manajer Pusdalops BPBD Bantul, Aka Luk-luk Firmansyah, menerangkan sebanyak 94 kasus kebakaran yang terjadi di Bantul selama periode Januari-Agustus 2019 didominasi oleh kebakaran rumah dan lahan.
"Kebakaran rumah sebanyak 81 kasus. 13 kasus lainnya kebakaran lahan," terang dia, Rabu (21/8/2019).
Akibat puluhan kasus kebakaran tersebut, menurut Aka total kerugian diperkirakan mencapai Rp1,07 milyar.
Angka tersebut dihitung berdasarkan banyaknya harta benda yang hangus dialap api.
Musim kemarau, ia mengimbau masyarakat untuk selalu waspada.
Terutama terhadap ancaman kebakaran lahan.
Pasalnya, penyebaran api di lahan kosong, lebih cepat merembet dan sulit dipadamkan.
Sejauh ini, pada musim kemarau tahun ini, total lahan di Bantul yang sudah terbakar diperkirakan mencapai 22 hektar.
Paling banyak terjadi di area perbukitan yang kering.
Adapun penyebab terjadinya kebakaran lahan, kata dia, seringkali disebabkan oleh faktor kelalaian manusia.
Antara lain, putung rokok yang dibuang sembarangan dan pembakaran sampah dilahan kosong yang tidak dilokalisir dengan baik.
"Sampah itu kalau dibakar dan ditinggal bisa bahaya. Bisa merembet ke wilayah lain. Kebakaran lahan juga seringkali akibat puntung rokok, biasanya dibuang sembarangan dengan kondisi masih menyala," terang dia.
Sebelumnya, Kepala BPBD Bantul, Dwi Daryanto, menyampaikan penyebab utama dari kebakaran di rumah dan bangunan seringkali terjadi karena pemakaian peralatan listrik yang tidak memenuhi standar.
Ia mengimbau agar masyarakat lebih berhati-hati.
"Lebih baik hindari penggunaan arus listrik pada satu tempat secara berlebihan dan gunakan peralatan yang sesuai standar keamanan," tutur dia. (*)