Fenomena Puncak Hujan Meteor 12 Agustus dan Pengaruhnya Terhadap Zodiak Kamu Hari Ini

Bagaimana pengaruh fenomena hujan meteor perseid terhadap peruntungan zodiak kamu hari Senin 12 Agustus 2019 ini? Berikut penjelasannya :

Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
IST
Ramalan Bintang Rabu 17 April 2019, 

"Hujan meteor perseid memang tergolong kuat. Pada puncaknya dapat menghasilkan maksimum 100 meteor per jam," kata Marufin dalam artikel berjudul "Dua Hari Lagi Puncak Fenomena Hujan Perseid, Ada 100 Meteor Per Jam"

Marufin menerangkan, hujan meteor perseid merupakan fenomena langit periodik.

Artinya, hujan meteor perseid terjadi setiap tahun dengan jadwal kemunculan relatif sama dari tahun ke tahun, yakni dalam rentang waktu 17 Juli sampai 24 Agustus, dan puncaknya pada 12 Agustus.

Marufin berkata, meteor-meteor dari hujan meteor perseid seakan berasal dari rasi Perseus yang ada di langit utara.

"Makanya, hujan meteor ini lebih mudah disaksikan dari belahan Bumi utara. Belahan Bumi selatan yang bisa menyaksikannya hanya terbatas sampai garis lintang 30 LS. Lebih ke selatan lagi tidak bisa," terang dia.

Asal usul hujan meteor perseid Hujan meteor perseid berasal dari sisa debu ekor komet Swift-Tuttle yang pernah melintasi Bumi dan diamati astronom Lewis Swift dan Horace Tuttle dari Amerika pada tahun 1862.

Komet ini kembali teramati pada tahun 1992 dan memiliki periode 130 tahun. Ia akan kembali ke Bumi pada tahun 2126.

Saat melintas, debu ekor komet yang berupa batuan mengalami tarikan oleh gravitasi Bumi dan masuk dalam lapisan atmosfer Bumi serta terbakar di sana.

Debu yang masuk ke lapisan atmosfer atas tersebut akan membentuk plasma super panas di sepanjang lintasannya dan bergerak dengan kecepatan 60 km/detik.

Inilah lintasan cahaya yang melintas dan dilihat pengamat dari Bumi sebagai hujan meteor Perseid. Keistimewaan hujan meteor perseid Marufin berkata, hujan meteor perseid memiliki banyak perbedaan dengan hujan meteor lain.

Mulai dari jumlah meteor maksimum (Zenith Hourly Rate/ZHR) yang tergolong besar sampai 100 meteor per jam bila langit dalam kondisi sempurna.

"Kemudian sumber hujan meteor perseid juga berbeda dengan hujan meteor lain. Seluruh hujan meteor periodik berasal dari remah-remah komet, tapi hanya Perseids yang punya karakter hujan meteor kuat sementara komet induknya punya periode agak panjang," jelas Marufin.

"Beda lainnya, Perseids berpotensi memproduksi meteor terang atau fireball dalam puncak hujan meteornya," imbuh dia.

Bisakah hujan meteor perseid tahun ini dilihat dari Indonesia? Marufin mengatakan, sebenarnya hujan meteor perseid bisa dilihat dari Indonesia.

"Hanya saja situasi langit sedang tak ideal karena (saat puncak meteor Perseid) ada Bulan yang tinggal tiga hari dari purnama," kata Marufin.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved