Tombo Ati

Keutamaan dan Waktu Hukum Mengerjakan Sholat Dhuha

Salat Dhuha adalah sholat sunnah yang bisa dilakukan ketika matahari mulai meninggi. Ibadah salat dhuha minimal dikerjakan dua rekaat.

Penulis: Dwi Latifatul Fajri | Editor: Iwan Al Khasni
shuttershock.com
shuttershock.com, Keutamaan Salat Dhuha 

Laporan Reporter Tribunjogja.com, Dwi Latifatul Fajri

TRIBUNJOGJA.COM - Salat Dhuha adalah sholat sunnah yang bisa dilakukan ketika matahari mulai meninggi.

Ibadah salat dhuha minimal dikerjakan dua rekaat.

Dikutip dari Rumaysho.com, menurut Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin waktu sholat Dhuha dimulai kira-kira 20 menit sebelum matahari terbit, hingga 10 atau 5 menit sebelum matahari bergeser ke barat.

Sedangkan menurut Al Lajnah Ad Da-imah (Komisi Fatwa di Saudi Arabia), waktu awal untu salat Dhuha sekitar 15 menit setelah matahari terbit.

Jumlah rakaat sholat Dhuha adalah dua rakaat sedangkan maksimal untuk melakukan salat tidak terbatas. Untuk melakukan salat rekaatnya harus genap, bisa dua rakaat, empat, maupun delapan.

Melakukan salat Dhuha hukumnya sunnah dan boleh dirutinkan.

Rutin melakukan salat Dhuha merupakan wasiat yang disampaikan Nabi Muhammad S.A.W kepada Abu Hurairah untuk dilaksanakan dan berlaku bagi umat muslim.

Wasiat yang diberikan ada tiga, yaitu berpuasa tiga hari setiap bulan, melaksanakan salat Dhuha dan berwitir sebelum tidur. Abu Hurairah mengatakan,

أَوْصَانِى خَلِيلِى – صلى الله عليه وسلم – بِثَلاَثٍ صِيَامِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَرَكْعَتَىِ الضُّحَى ، وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أَنَامَ

Artinya : “Kekasihku –yaitu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam- mewasiatkan tiga nasehat padaku:  Berpuasa tiga hari setiap bulannya,  Melaksanakan shalat Dhuha dua raka’at, dan Berwitir sebelum tidur."

Salat Dhuha dilakukan setiap dua raka’at salam. Berikut dalil yang menyatakan jumlah maksimal rakaat salat Dhuha tak terbatas :

مُعَاذَةُ أَنَّهَا سَأَلَتْ عَائِشَةَ – رضى الله عنها – كَمْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُصَلِّى صَلاَةَ الضُّحَى قَالَتْ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ وَيَزِيدُ مَا شَاءَ.

Artinya : Mu’adzah pernah menanyakan pada ‘Aisyah –radhiyallahu ‘anha- berapa jumlah raka’at shalat Dhuha yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam? ‘Aisyah menjawab, “Empat raka’at dan beliau tambahkan sesuka beliau.”

Seperti salat yang lain, salat Dhuha punya beberapa keutamaan. Pertama, salat Dhuha dapat menggantikan kewajiban sedekah.

Maksudnya ketika melakukan salat dan beberapa bacaan setara dengan melakukan sedekah. Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى

Artinya : “Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at.”

Keutamaan yang lain dari salat Dhuha adalah menjaga diri dari dosa dan akan dimaafkan jika terjerumus dalam lubang dosa. Disebutkan dalam hadits berikut,

عَنْ نُعَيْمِ بْنِ هَمَّارٍ الْغَطَفَانِىِّ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تَعْجِزْ عَنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ أَكْفِكَ آخِرَهُ ».

Artinya : Dari Nu’aim bin Hammar Al Ghothofaniy, beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat raka’at shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang.”

(Tribunjogja.com | Dwi Latifatul Fajri)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved