Nasional

Pakar UGM Sarankan PLN Bangun Pembangkit Listrik Tersebar

Selain memperkuat sistem kelistrikan yang interkoneksi, Agus menjelaskan jika pemerintah juga perlu memperkuat sistem distribusi pembangkit tersebar d

Penulis: Siti Umaiyah | Editor: Ari Nugroho
IST
ILUSTRASI Petugas PLN lakukan pemeliharaan jaringan 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Menanggapi matinya listrik di Jabodetabek dan sebagian Jawa Barat serta Jawa Tengah beberapa hari lalu, Pakar Energi Terbarukan dari Fakultas Teknik UGM, Ahmad Agus Setiawan mengungkapkan sudah saatnya PLN membangun pembangkit listrik tersebar atau distributed power generation.

Menurutnya, pembangkit listrik tersebar menjadi opsi saat ini, yang mana untuk sistemnya sendiri semacam otonomi daerah, namun masih dikelola oleh PLN.

Hoaks, PLN Bantah Pemadaman Listrik Serentak Jateng-DIY pada Rabu Besok

"Selama ini, sistem pembangkit listrik yang dibangun interkoneksi dari Jawa hingga Bali. Apabila sistemnya tidak dikondisikan dalam posisi aman maka salah satu saja mengalami gangguan maka akan terkena seluruhnya. Jadi ini sistem distribusi model kecil-kecil dan bisa on tapi cakupannya area kecil,” ungkapnya.

Agus menyebutkan, matinya listrik di hampir separuh pulau Jawa beberapa saat lalu bisa saja diakibatkan oleh adanya gangguan kecil, yang memutus aliran listrik yang interkoneksi dari Jawa hingga Bali.

Menurutnya, perusahaan listrik negara sangat perlu memperkuat sistem kelistrikan se-Jawa-Bali karena menjadi tulang punggung kelistrikan nasional.

Selain memperkuat sistem kelistrikan yang interkoneksi, Agus menjelaskan jika pemerintah juga perlu memperkuat sistem distribusi pembangkit tersebar dengan memanfaatkan Energi Baru Terbarukan (EBT).

PLN Cilacap Turut Berupaya Menjaga Pelestarian Penyu

Opsi yang ditawarkan yakni dengan mengeluarkan kebijakan keleluasaan agar konsumen juga bisa menjadi produsen listrik, dengan cara membuka peluang seluas-luasnya bagi masyarakat untuk turut berpartisipasi.

“Seperti memanfaatkan tenaga surya atap sehingga bila terjadi gangguan konsumen bisa disconnect dengan sistem besar PLN, sementara sistem kecilnya secara autonomous bisa menghasilkan listrik untuk kebutuhan sendiri,” terangnya.

Lebih lanjut Agus menerangkan, meski saat ini PLN masih mengandalkan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) sebagai pembangkit listrik yang dianggap praktis, namun sesuai dengan target bauran energi terbarukan 23 persen pada tahun 2025, PLN seharusnya membangun pembangkit menyesuaikan dengan potensi sumber energi yang ada di lokasi wilayah, seperti energi matahari, angin, air, biomass dan sebagainya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Hoaks, PLN Bantah Pemadaman Listrik Serentak Jateng-DIY pada Rabu Besok

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved