Ekspedisi Destana Tsunami di Bantul, Berikan Edukasi pada Masyarakat Agar Siap Hadapi Bencana
Mereka mengedukasi masyarakat supaya tangguh dan siap-siaga dalam menghadapi ancaman bencana.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Ekspedisi Destana Tsunami dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tiba di Kabupaten Bantul, Sabtu (27/7/2019).
Mereka mengedukasi masyarakat supaya tangguh dan siap-siaga dalam menghadapi ancaman bencana.
Kasubdit Peran Masyarakat BNPB, Pangarso, mengatakan tujuan ekspedisi Destana Tsunami yang menyasar sepanjang pesisir pantai selatan untuk memastikan bahwa masyarakat paham akan potensi bencana.
Terutama ancaman tsunami yang ada di wilayah masing-masing.
"Kami memberikan edukasi. Bagaimana kesiap-siagaan masyarakat dalam menghadapi bencana," katanya, saat ditemui di Bantul, Sabtu (27/7/2019).
Bantul merupakan Kabupaten ke-10 yang dikunjungi oleh rombongan ekspedisi Destana Tsunami Regional Jawa.
Tim tersebut sebelumnya singgah di Kabupaten Gunungkidul.
Ekspedisi Destana Tsunami dimulai dari Banyuwangi dan rencananya akan terus bergerak ke barat sampai Banten, melintasi 24 Kabupaten dan 5 Provinsi.
Di Kabupaten Bantul, ekspedisi Destana Tsunami berkegiatan di sembilan desa dan tiga kecamatan.
Mereka melakukan sosialisasi dan edukasi kaitannya tentang mitigasi bencana.
"Kita edukasi masyarakat ke objek vital seperti sekolah, pasar dan tempat-tempat ibadah," paparnya.
Adapun rangkaian ekspedisi Destana Tsunami, dijelaskan Pangarso diikuti oleh 80 orang tim pusat, 75 tim provinsi dan 45 tim dari Kabupaten.
Selain bertugas memberikan edukasi, tim yang terdiri dari pemerintah, lembaga dan sejumlah relawan itu juga akan melakukan penilaian.
"Ada 20 indikator yang menjadi bahan penilaian. Data itu akan diolah di Jakarta. Kemudian nantinya diberikan ke Desa untuk menjadi pedoman bagaimana pembangunan di desa," papar dia.
Sementara itu, Sekda Kabupaten Bantul, Helmi Jamharis, mengapresiasi ekspedisi Destana Tsunami yang diselenggarakan oleh BNPB.
Menurut dia, ekspedisi tersebut tentu memiliki makna, manfaat dan sekaligus dorongan kepada masyarakat untuk selalu waspada dan siap-siaga menghadapi bencana.
"Bencana tidak bisa diprediksi kehadirannya. Maka kesiap-siagaan sangat penting dilakukan," ujar dia. (*)