Sejarah Letusan Gunung Tangkuban Perahu dan Karakter Letusannya yang Perlu Anda Tahu

Gunung Tangkuban Perahu adalah gunung api tipe strato dengan karakter letusan eksplosif kecil terkadang diselingi letusan freatik

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Mona Kriesdinar
via tribunjabar.id
Erupsi Gunung Tangkuban Parahu Jawa Barat 

Sejarah Letusan Gunung Tangkuban Parahu dan Karakter Letusannya yang Perlu Kamu Tahu

TRIBUNJOGJA.COM - Gunung Tangkuban parahu adalah gunung api aktif yang dicirikan dengan letusan eksplosif berintensitas kecil dan kadang-kadang diselingi oleh erupsi freatik. Jarak antar letusannya berkisar antara 2-50 tahun.

Pada Jumat (26/7/2019) pukul 15.48 WIB, Gunung Tangkuban Parahu erupsi.

Menurut siaran pers Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), tinggi kolom abu teramati lebih kurang 200 meter di atas puncak atau lebih kurang 2.284 meter di atas permukaan laut.

Lokasi Gunung Tangkuban Perahu :

Legenda Sangkuriang, Pembentukan Danau Purba Bandung dan Lahirnya Gunung Tangkuban Parahu

"Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 38 milimeter dan durasi lebih kurang 5 menit 30 detik. Saat ini Gunung Tangkuban Parahu berada pada Status Level I (Normal)," ujar Kasbani.

Bagaimana sebenarnya 'perilaku' Gunung Tangkuban Parahu?

Peta Geomorfologi Gunung Tangkuban Perahu
Peta Geomorfologi Gunung Tangkuban Perahu (VSI PVMBG)

Berikut ini sejarah letusan Gunung Tangkuban Parahu sebagaimana dikutip dari situs Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

  • 1829 - Erupsi abu dan batu dari Kawah Ratu dan Domas.
  • 1846 - Terjadi erupsi, peningkatan kegiatan
  • 1896 - Terbentuk fumarol baru di sebelah utara kawah Badak.
  • 1900 - Erupsi uap dari Kawah Ratu
  • 1910 - Kolom asap membubung setinggi 2 km di atas dinding kawah, erupsi berasal dari Kawah Ratu
  • 1926 - Erupsi freatik di Kawah Ratu membentuk lubang Ecoma
  • 1935 - Lapangan fumarol baru disebut Badak terjadi, 150 m ke arah selatan baratdaya dari Kawah Ratu
  • 1952 - Erupsi abu didahului oleh erupsi hidrothermal (freatik)
  • 1957 - Erupsi freatik di Kawah Ratu, terbentuk lubang kawah baru
  • 1961,1965,1967 - Erupsi freatik
  • 1969, 1971 - Erupsi freatik didahului oleh erupsi lemah menghasilkan abu
  • 1983 - Erupsi freatik
  • 1992 - Awan abu membubung setinggi 159 m di atas Kawah ratu
  • 1994 - Peningkatan kegiatan kuat dengan gempa seismik dangkal dengan erupsi freatik kecil
  • 2004 - peningkatan kegempaan

Karakter Letusan Gunung Tangkuban Perahu

Menurut van Bemmelen (1934, dalam Kusumadinata 1979) bahwa Gunung Tangkuban Perahu tumbuh di dalam Kaldera Sunda sebelah timur. Berdasarkan coraknya, erupsi Gunung Tangkuban Perahu dapat dibagi tiga fasa yaitu:

  1. Fasa eksplosif yang menghasilkan piroklastik dan mengakibatkan terjadinya lahar.
  2. Fasa efusif yang menghasilkan banyak aliran lava berkomposisi andesit basaltis.
  3. Fasa pembentukan/pertumbuhan Tangkubanparahu sekarang umumnya eksplosif kecil-kecil dan kadang diselingi erupsi freatik.

Erupsi Gunung Tangkuban Perahu dapat digolongkan sebagai erupsi kecil. Leleran lava diperkirakan kemungkinannya terjadi.

Peta Geologi Gunung Tangkuban Perahu
Peta Geologi Gunung Tangkuban Perahu (VSI PVMBG)

Berdasarkan pengalaman sejak abad ke 19, gunungapi ini tidak pernah menunjukkan erupsi magmatik besar kecuali erupsi abu tanpa diikuti oleh leleran lava, awan panas ataupun lontaran batu pijar.

Erupsi freatik umumnya dominan dan biasanya diikuti oleh peningkatan suhu solfatara dan fumarola di beberapa kawah yang aktif yaitu Kawah Ratu, Kawah Baru, dan Kawah Domas.

Material vulkanik yang dilontarkan umumnya abu yang sebarannya terbatas di sekitar daerah puncak hingga beberapa kilometer. Semburan lumpur hanya terbatas di daerah sekitar kawah.

Pada waktu peningkatan kegiatan, asap putih fumarola/solfatara kadang-kadang diikuti oleh peningkatan gas-gas vulkanik seperti gas racun CO dan CO2. Bila akumulasi gas-gas racun di sekitar kawah aktif semakin tinggi, daerahnya dapat diklasifikasikan ke dalam daerah bahaya primer terbatas.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved