Bantul

PKH Kementerian Pertanian Sebut Antraks Bisa Dikendalikan

Antraks disebabkan oleh bakteri Bacillus Anthracis. Bakteri lebih mudah dikendalikan daripada virus.

Penulis: Amalia Nurul F | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Amalia Nurul
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita menyebut, pengendalian antraks cukup mudah dengan memberi antibiotik pada hewan ternak. Foto diambil pada Rabu (24/7/2019). 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Penyakit anthraks sempat menyerang hewan ternak di Gunungkidul beberapa waktu lalu.

Ternyata penyakit ini dapat dikendalikan dengan mudah.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita menyebut, pengendalian antraks ini cukup mudah sehingga peternak tidak perlu khawatir ternaknya terjangkit antraks.

Ketut menjelaskan, antraks disebabkan oleh bakteri Bacillus Anthracis.

Lemari Lila Padukan Kain Batik dan Desain Kasual

Bakteri lebih mudah dikendalikan daripada virus.

"Antraks penyebabnya bukan virus tapi bakteri. Jadi sangat mudah dikendalikan. Dia diberi antibiotik sudah mati," jelasnya saat ditemui Tribunjogja.com pada kunjungan di Bantul Rabu (24/7/2019) kemarin.

Hanya saja, kata Ketut, kekuatan antraks ada pada sporanya.

Spora ini dapat hidup puluhan tahun di dalam tanah.

"Kekuatan itu di sporanya yang ada di dalam tanah, bisa hidup sampai 36 tahun. Begitu musim hujan naik ke rumput, dimakan oleh sapi," terang Ketut.

Untuk itu, sapi perlu diberi vaksin agar tahan tidak terkena antraks.

Jelang Idul Adha, DP3 Sleman Pastikan Sapi-sapi Peternakan di Sleman Bebas dari Anthrax

"Divaksin saja sapinya, walaupun makan rumput ada anthraks tidak masalah, karena sudah ada kekebalan dari situ," tuturnya.

Masyarakat umum dan peternak tidak perlu khawatir asal meningkatkan kesadaran mereka untuk mencegah antraks.

Ketut melihat, masih ada peternak yang belum mengetahui bahwa antraks bisa dicegah dengan vaksin.

Peran pemerintah dibutuhkan untuk menumbuhkan kesadaran terhadap antraks.

"Secara umum mungkin mereka tidak mengerti. Tapi tergantung dinas setempat. Bagaimana awareness mereka terhadap antraks. Tidak usah ditakuti, tapi dikendalikan. Kita bisa kendalikan kok," ujarnya.

Terpisah, Lurah Pasar Hewan Imogiri Turadi mengungkapkan ternak di Pasar Hewan Imogiri telah diawasi dan dipantau kesehatannya dengan baik, termasuk mengantisipasi antraks.

"Di sini antisipasi antraks, tiap mau pasaran disemprot obat, setelah pasaran juga disemprot lagi," katanya.

Tak Terpengaruh Isu Antraks, Pasar Hewan di Gunungkidul Tetap Ramai

Turadi juga memastikan hewan ternak yang datang dari luar Bantul memiliki surat keterangan kesehatan hewan (SKKH).

"Hewan dari luar kota harus pakai SKKH, jadi persyaratan yang pasti ada," ujarnya.

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Pangan Kelautan Perikanan (DPPKP) Bantul, Joko Waluyo menambahkan, pihaknya telah minta bantuan Fakultas Kedokteran Hewan UGM untuk memantau ternak di Bantul.

"Ada 150 orang yang melakukan pantauan rutin," ujarnya.

Joko juga mengimbau agar hewan ternak memiliki SKKH sebagai jaminan kondisi kesehatan ternak dalam keadaan baik.(*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved