Trenggalek Meroket

Dilem Wilis, Tempat Ngopi Rekomended di Trenggalek Bernuasa Belanda

Dilem Wilis, Tempat Ngopi Rekomended di Trenggalek Bernuasa Belanda yang pantas untuk dicoba

surya.co.id/aflahul abidin
Dilem Wilis, Tempat Ngopi Rekomended di Trenggalek Bernuasa Belanda 

TRIBUNJOGJA.COM - Bagi Anda para pecinta, ada baiknya mencoba satu tempat ngopi di Trenggalek yang kental nuansa Belanda.

Nama tempat ngopi tersebut adalah agrowisata Dilem Wilis.

Tempat wisata ini memiliki luas sekitar 200 hektare.

Di dalamnya terdapat kebun dan bekas parbik kopi era Belanda.

Konon, pabrik kopi di sana aktif di masa tahun 1929.

Pabrik kopi ini berada di kawasan selingkar Wilis.

Maka, nama argowisata Dilem Wilis diambil dari dua nama tersebut.

Di sana, sekelimut sisa aroma kopi masa lalu dapat ditemui dari bangunan-bangunan tua yang masih berdiri.

Suasana bekas pabrik kopi era Belanda Dilem Wilis yang menjadi agrowisata di Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek.
Suasana bekas pabrik kopi era Belanda Dilem Wilis yang menjadi agrowisata di Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek. (surya.co.id/aflahul abidin)

Mesin-mesin lama yang dulu dipakai untuk mengola kopi bisa dilihat dilihat di tempat itu.

Juga bangunan gudang kopi yang tampak telah dipugar.

“Di sana adan kafe yang menyediakan kopi dan makanan ringan,” kata Camat Bendungan Nur Kholik, Sabtu (13/7/2019).

Saat ini, bangunan pabrik pengelolaan kopi di Dilem Wilis sudah tak utuh.

Tapi, pabrik tersebut masih bisa digunakan hingga saat ini.

Yang menarik, sistem pengoperasian pabrik itu menggunakan teknologi ramah lingkungan.

Suasana bekas pabrik kopi era Belanda Dilem Wilis yang menjadi agrowisata di Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek.
Suasana bekas pabrik kopi era Belanda Dilem Wilis yang menjadi agrowisata di Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek. (surya.co.id/aflahul abidin)

Menurut Bupati Trenggalek M Nur Arifin, mesin di pabrik itu berjalan dengan sistem terintegrasi.

Penggerak mesin menggunakan kincir tenaga air.

Mesin digunakan untuk semua proses mulai dari pemilahan biji kopi.

Struktur bangunannya juga terbilang kuat.

Beberapa sisi masih bisa dikenali fungsi dan bentuknya ketika dulu.

“Di zaman Jepang, sekitar 1942 sampai 1943, pabrik ini terancam punah. Jepang pernah bermaksud meledakkan pabrik ini. Kopi juga diganti dengan jagung putih. Tapi ternyata bangunannya masih bisa berdiri,” kata Bupati yang akrab disapa Mas Ipin itu.

Suasana bekas pabrik kopi era Belanda Dilem Wilis yang menjadi agrowisata di Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek.
Suasana bekas pabrik kopi era Belanda Dilem Wilis yang menjadi agrowisata di Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek. (surya.co.id/aflahul abidin)

Konon, di zaman dulu, pabrik ini bisa memproduksi kopi hingga 5 ton sehari.

Jumlah yang cukup fantastis untuk ukuran pabrik di zaman itu.

Paling Ramai di Akhir Pekan

Sejak beberapa tahun terakhir, Dilem Wilis dengan konsep agrowisata.

Ada taman teknologi pertanian yang dipakai untuk mengelola berbagai jenis tumbuhan bernilai ekonomis.

Contohnya pengelolaan minyak atsiri.

“Ada juga kandang koloni untuk sekian puluh sapi perah. Di sana pengunjung yang datang bisa belajar cara mengelola sapi susu perah,” kata Kholik.

Akhir Desember nanti, Hak Guna Usaha (HGU) Dilem Wilis akan habis.

Pemkab Trenggalek berencana mengurus Hak Pengelolaan Lahan (HPL) sebagai gantinya.

Dengan menjadi HPL, pengelolaan agrowisata itu tak hanya menjadi wewenang Dinas Pertanian saja, seperti saat ini.

Suasana bekas pabrik kopi era Belanda Dilem Wilis yang menjadi agrowisata di Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek.
Suasana bekas pabrik kopi era Belanda Dilem Wilis yang menjadi agrowisata di Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek. (surya.co.id/aflahul abidin)

Dinas Pariwisata hingga swasta pun bisa turut ambil bagian dalam mengembangkan Dilem Wilis.

“Tapi itu ada syaratnya, antara lain harus ada rencana penggunaan lahan dalam jangka panjang dan pendek. Itu yang Dinas Pertanian sudah susun masterplan. Tapi dengan berkembangnya waktu, perlu kami review kambali,” kata Kepala Bagian Administrasi Perekonomian dan SDM Pemkab Trenggalek Sri Muharti.

Dengan HPL, pemkab bisa lebih leluasa memperuntukan Dilem Wilis.

Sri bilang, akan ada penambahan area outbond di lokasi itu.

Hal ini untuk mendorong orang datang ke Dilem Wilis.

Suasana bekas pabrik kopi era Belanda Dilem Wilis yang menjadi agrowisata di Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek.
Suasana bekas pabrik kopi era Belanda Dilem Wilis yang menjadi agrowisata di Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek. (surya.co.id/aflahul abidin)

Data Kecamatan Bendungan menunjukkan sekitar 100 orang datang per hari di akhir pekan dan hari libur.

Sementara di hari kerja, kunjungan ke Dilem Wilis tergorong sepi.

Camat mengakui, promosi tempat itu belum maksimal.

“Ke depan saya berharap bisa bekerja sama dengan Dinas Pariwisata untuk pengelolaannya. Sehingga bisa lebih terangkat,” tutur dia. (*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved