Yogyakarta

Trase Tol Yogyakarta-Solo Sudah Disepakati Pemprov DIY dan Pemerintah Pusat

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menyebut telah ada beberapa kesepakatan mengenai Tol Yogyakarta-Solo.

Editor: Iwan Al Khasni
JASA MARGA
Jalur Tol Solo-Ngawi 

Trase Tol Yogyakarta-Solo Sudah Disepakati Pemprov DIY dan Pemerintah Pusat

TRIBUNJOGJA.COM - Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menyebut telah ada beberapa kesepakatan mengenai Tol Yogyakarta-Solo. Nantinya, pintu masuk dari Yogya akan melewati kawasan Manisrenggo.

"Itu sudah selesai, nanti lewat Manisrenggo, " ujar Sultan HB X usai penandatanganan nota kesepahaman pembiayaan Ultra Mikro (UMi) di Kepatihan, Kamis (27/6/2019)
lalu.

Dengan begitu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DI Yogyakarta telah menyetujui kebijakan untuk pembangunan jalan tol Yogyakarta-Solo maupun Tol Bawen-Yogyakarta.

Rencana Tol Yogyakarta - Cilacap, Ini Tiga Pintu Tol di Kulon Progo yang Diusulkan Pemkab

Untuk tahap selanjutnya pemprov DI Yogyakarta tinggal menunggu kebijakan secara teknis.

"Secara kebijakan setuju. Gubernur sudah setuju dan Menteri juga setuju, " ujar Sekda DIY, Gatot Saptadi di Kepatihan.

Menurut Gatot, pihaknya akan melihat kebijakan teknisnya lanjutan termasuk soal trasenya.

Hal ini berlaku untuk rencana pembangunan tol di seluruh DIY, baik Bawen-Yogyakarta, Yogyakarta-Solo, atau Solo-Cilacap yang melewati Yogyakarta.

"Nanti apakah akan lewat Selokan Mataram, tidak masuk bandara, lewat Manisrenggo itu nanti dituangkan, " ujar Gatot.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi dan Sumber Daya Mineral (PUPESDM) DIY, Hananto Hadi Purnomo menyebut, ada empat pesan terkait dengan rencana pembangunan
jalan tol di DIY.

Empat pesan ini yang menjadi arahan dari Gubernur juga sudah disampaikan ke pemerintah pusat.

"Kami telah menyampaikan empat pesan dari Gubernur DIY tersebut dan telah ada kesepakatan dengan Pemerintah Pusat terkait trase-trase yang akan dilewati tol di DIY,"
jelasnya.

Pesan itu diantaranya adalah karena banyaknya situs-situs bersejarah, maka dibatasi pula agar trasenya tidak mengenai atau menghindari situs tersebut.

Selain itu, keberadaan tol itu harus memberikan manfaat yang sebanyak-banyaknya bagi masyarakat.

Adanya keterbatasan lahan juga harus menjadi pertimbangan, sehingga sedikit mungkin jalan tol itu tidak banyak membebaskan lahan.

Kemudian karena jalan tol tersebut akan membelah kawasan sehingga sedikit mungkin meminimalkan kampung-kampung atau permukiman warga yang dibelah.

"Pemerintah pusat nantinya yang akan mengeksplore lokasi-lokasi trase yang dilalui tol dengan mempertimbangkan arahan dan masukkan dari Gubernur DIY tersebut,"
jelasnya.

Menurutnya pemerintah pusat telah menerima dan mengapresiasi masukan dari Gubernur DIY tersebut.

Saat ini mereka sedang mencari rute-rute atau trase tol di DIY dengan mempertimbangkan masukan dari Sultan saat ini.

Setelah rampung, mereka akan memberikan laporan trase yang akan dilalui jalan tol.

Disinggung mengenai trase tol, Hananto mengatakan hal ini akan disampaikan langsung oleh Gubernur DIY terkait trase-trase yang disepakati untuk pembangunan jalan tol
tersebut.

"Jadi setelah melakukan survei di DIY, pemerintah pusat akan memberikan laporan kepada Ngarso Dalem baru disepakati yang mana," ulasnya.

Hananto tetap menekankan keberadaan jalan tol di DIY harus memberikan manfaat, memfasilitasi dan menumbuhkan perekonomian di DIY.

Dia juga menyebut pemerintah pusat tentunya akan membuat pertimbangan yang dikaji dengan matang perihal trase jalan tol ini.

Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo terang-terangan membuka kemungkinan adanya jalur jalan tol di wilayahnya.

Jalur tol itu diharapkan bisa menunjang konektivitas Kulon Progo dengan wilayah lainnya sekaligus mendukung hadirnya Bandara Internasional Yogyakarta (YIA).

Hasto mengatakan pihaknya menyadari ada keperluan masyarakat terkait konektivitas antar wilayah seperti Kulon Progo dengan Yogyakarta, Semarang, juga Solo.
Jalur tol dipandang menjadi jawaban terbaik atas kebutuhan itu.

Saat ini menurutnya sudah ada gambar mengenai jalan tol di wilayah Kulon Progo di mana lokasinya diatur berdekatan dengan jalur kereta api.

Desain teknis detail atau Detail Engineering Design (DED) akan disusun lebih lanjut dan diyakininya akan rampung pada 2019 ini dengan bantuan pihak swasta.

"Sebelumnya, konsep itu sudah kami aturke (sampaikan), dipresentasikan di Menteri Pekerjaan Umum, Sehingga, Insya Allah ada tol dari Kulon Progo,"kata Hasto, Jumat
(28/6/2019).

Dalam konsep itu, lanjut Hasto, pintu masuk tol antara lain terletak di wilayah Temon dekat bandara, wilayah Kota Wates, serta di dekat Tugu Pensil Sentolo.

Di wilayah Temon, pintu tol itu terletak paling sedikit dalam jarak 3 kilometer dari bandara, menyesuaikan lokasi jalur kereta di mana tol itu juga akan menyertainya.

Jalur tol Kulon Progo itu akan terkoneksi dengan jalur tol Borobudur-Yogya melalui pintu masuk di sekitar Gamping serta jalur tol menuju Semarang dan Solo.

"Kalau kita tinggal di Kulon Progo mau ke Surabaya atau Jakarta, tinggal wess saja,"kata Hasto.

Titik Temu dengan Gubernur

Hal itu terkesan bertolak belakang dengan pernyataan Gubernur DIY, Sultan Hamengku Buwono beberapa waktu lalu yang menyatakan menolak tegas adanya tol di sekitar YIA
lantaran dipandang tidak berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi setempat.

Namun, menurut Hasto, ada titik temu antara pemikiran Gubernur dengan keinginan orang membangun tol di wilayah ini dan fungsi koneksinya.

Hasto menyebut, Gubernur memberi arahan bahwa boleh ada tol namun jangan sampai merugikan masyarakat.

Misalnya, pengguna jasa penerbangan yang turun di YIA langsung masuk tol tanpa belanja di Kulon Progo atau bahkan tol menggangu interaksi sosial dan membelah komunitas
masyarakat.

Sehingga, Gubernur menghendaki agar tol tidak dibangun pada wilayah yang banyak hunian serta diperbanyak adanya terowongan (underpass) ataupun jalan layang (flyover).

Atas dasar itu, konsep jalur tol di Kulon Progo akan dibangun sejauh sekitar 3 kilometer utara YIA dan berdekatan dengan jalur kereta api.

Area sekitar jalur rel menurut Hasto dinilai tidak banyak terdapat pemukiman warga sehingga tidak perlu ada tindakan penggusuran.

"Sultan tidak keberatan (ada tol) asal tidak melewati bandara dan tidak merugikan warga. Kuncinya dua ini. Ada titik temu antara pemikiran Gubernur dan keinginan orang
untuk membangun tol. Bangun tol tidak bisa seenaknya sendiri,"kata Hasto.

Ketua DPRD Kulon Progo, Akhid Nuryati juga menyatakan dukungannya atas rencana pembangunan jalur jalan tol di Kulon Progo.

Pun selama ini pengguna tol dari Brebes yang hendak ke Yogyakarta atau Kulon Progo masih turun di Solo karena belum ada tol yang melintasi dua wilayah tersebut.

Ia meminta agar keberadaan tol jangan hanya dikonotasikan untuk dilintasi saja namun juga bisa memicu penggunanya untuk turun atau berhenti di Kulonprogo.

Ia meminta Pemkab untuk menyediakan sarana pendukung bagi wisatawan dengan menggalakkan adanya homestay serta membuka keran investasi seluas-luasnya, termasuk sektor
perhotelan.

"Kalau sudah ada tol bisa langsung ke sini, memicu orang untuk turun menginap di Kulonprogo. Bayangannya jangan begitu naik lalu pergi, tapi bisa juga tinggal di Kulon
Progo," ucapnya. ( Tribunjogja.com | Agung Ismianto | Singgih Wahyu )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved