Yogyakarta

Uji Coba Pedestrian Malioboro Yogyakarta, Ranmor Dilarang Melintas Kecuali Trans Jogja

Malioboro akan ditutup aksesnya untuk kendaraan bermotor (ranmor) kecuali bus Trans Jogja yang masih bisa melintas.

Penulis: Agung Ismiyanto | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUNJOGJA.COM / Hasan Sakri
KAWASAN PEDESTRIAN. Warga beraktivitas di kawasan jalan Malioboro, kota Yogyakarta, Senin (5/11/2018). Direncanakan akan dilaksanakan ujicoba pelaksaaan jalan Malioboro menjadi kawasan pedestrian secara penuh hanya bus Transjogja dan kendaraan tak bermotor yang boleh melintas. 

Uji Coba Pedestrian Malioboro Yogyakarta, Ranmor Dilarang Melintas Kecuali Trans Jogja

TRIBUNJOGJA.COM Yogyakarta ---- Dinas Perhubungan DIY menyebut uji coba pedestrian Malioboro akan dilaksanakan pada 18 Juni 2019.

Pada uji coba ini, Malioboro akan ditutup aksesnya untuk kendaraan bermotor (ranmor), kecuali bus Trans Jogja yang masih bisa melintas.

"Kami rencanakan tanggal 18 Juni, semoga bisa terlaksana," kata Kepala Dishub DIY, Sigit Sapto Raharjo kepada Tribun Jogja, Minggu (9/6/2019.

Pendaftaran SBMPTN 2019 Dibuka Siang Ini, Pahami Syarat dan Tahapannya

Sigit menjelaskan, untuk mekanisme penutupan nantinya sudah disiapkan personel. Adapun, teknisnya lebih menjadi wewenang pemerintah kota Yogyakarta.

Pihaknya pun akan membantu mengirimkan personel seperti Jogo Margo untuk kesiapan ini.

"Nanti akan diuji coba selama beberapa hari. Apakah itu nanti seminggu dua kali atau bagaimana nanti akan kami lihat, " paparnya.

Dia menjelaskan, penutupan ini tidak dibarengi rencana untuk memutar arah kendaraan seperti yang diwacanakan akhir tahun lalu.

"Kalau dulu memutar arah. Tidak memutar arah, hanya menutup Malioboro dari kendaraan motor kecuali bus Trans Jogja bisa melintas," urainya.

Pihaknya pun berkoordinasi dengan Pemkot Yogya terkait dengan kesiapan kantong parkir.

Kronologi Suami Istri di Surabaya Tewas, Secarik Surat Sebut Daripada Sakit Hati Lebih Baik Mati

Bus Trans Jogja
Bus Trans Jogja (Tribun Jogja)

Kantong parkir ini menjadi salah satu hal penting, karena menjadi titik penampungan kendaraan bagi warga yang akan menikmati pedestrian Malioboro.

Terkait dengan aspirasi para pedagang di sekitar Malioboro, Sigit menyebut uji coba ini masih akan dievaluasi. Pihaknya menyebut jika sosialisasi belum mendetail karena memang perlu evaluasi dan masukan dari hasil uji coba.

"Ini baru uji coba, nanti gimana - gimananya akan ada evaluasi. Kalau sosialisasi kurang mendetail karena kami belum tahu nanti di lapangan seperti apa, " urainya.

Meski demikian, pihaknya meminta masyarakat agar bisa memahami kebijakan tersebut. Hal ini sebagai langkah dan bagian dalam membangun dan menata ikon Yogyakarta ini.

" Uji coba nanti dilaksanakan dan ada masukan masyarakat, akan kami undang di kantor Gubernuran untuk sosialisasi dan masukannya," urainya.

Pedestrian Malioboro, Butuh Kemudahan Akses dan Kantong Parkir

Antisipasi Maraknya Parkir Liar Saat Libur Lebaran, Dinas Perhubungan DIY Siapkan Lahan Eks STIKers

Wakil Wali Kota Yogya, Heroe Poerwadi menjelaskan, uji coba arus lalu lintas di Malioboro artinya untuk mencoba dan melihat ada permasalahan apa saja yang terjadi ketika sebuah rute baru akan diterapkan secara permanen.

Dari uji coba itu, pemerintah akan mendapatkan input untuk nantinya bisa dibuat kebijakan.

"Pemkot memahami bahwa untuk mengenalkan rute baru perlu waktu dan membiasakan. Jadi penerapan sepenuhnya untuk kawasan Jalan Malioboro bebas kendaraan perlu beberapa tahapan dan perlu melalukan pembiasaan jalur dan rute baru itu, " ujarnya.

Pemerintah, kata dia, merancang untuk mengatasi permasalahan kemacetan di Yogya. Untuk itu, dibuat manajemen lalu lintas yang baru dan signifikan dampak hasil positifnya.

Diantara membuat arus jalan in/out ke Yogya dengan menerapkan satu arah di sejumlah ruas jalan. Dalam penerapannya perlu kajian dan uji coba.

Usai uji coba ini, tahap kedua nanti juga dilakukan uji coba pembiasaan, dengan menerapkan secara bertahap. Misalnya permulaannya hanya diterapkan pada hari tertentu saja, atau diterapkan pada malam hari saja.

Dengan penerapan bertahap itu artinya masyarakat bisa belajar dan menyesuaikan diri.

Seluruh masyarakat dan pengusaha, pedagang dan semua pihak memperoleh kenyamanan di Yogyakarta.

"Malioboro sebagai daya tarik utama wisata kota Jogja, harus dibuat nyaman. Perubahan yang lebih baik pun perlu proses utk pembiasaan, " ujarnya.

Ketua Lembaga Pemberdayaan Forum Komunitas Malioboro, Rudiarto menyebut rencana uji coba ini menimbulkan kekhawatiran bagi para PKL.

Menurutnya, selama ini budaya masyarakat untuk berjalan jauh dari tempat parkir ke tempat tujuan atau perbelanjaan memang belum ada.

“Kekhawatiran jelas ada, akses sulit karena dibatasi mobilitasnya dan kendaraan tidak boleh masuk ke Malioboro biaa membuat pengunjung berkurang,” ujarnya.

Kemudian, dari sisi pedagang, akses selama ini memakai kendaraan bermotor untuk membawa dagangan masuk ke Malioboro.

Jika nanti kendaraan bermotor tidak boleh masuk, maka para pedagang yang berjumlah 2.000an dari Taman Parkir Abu Bakar Ali hingga Pasar Beringharjo, akan dibingungkan untuk menata lapak.

“Kami masih bingung bagaimana aksesnya masuk. Tidak semua pedagang dari Yogya, sehingga pakai kendaraan,” jelasnya

Adapun hingga saat ini, belum ada informasi detail yang disampaikan kepada PKL. Termasuk sosialisasi akan uji coba pedestrian Malioboro ini. "Kami belum mendetail informasinya. Termasuk, ada relokasi dan sebagainya belum tahu," urainya. (Tribunjogja.com | Agung Ismianto )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved