Pendidikan
ISI Yogyakarta Siap Hadapi Revolusi Industri 4.0
ISI Yogyakarta Siap Hadapi Revolusi Industri 4.0 dengan Menyiapkan Sejumlah Terobosan untuk Mendukung Kegiatan Perkuliahan.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Hari Susmayanti
"Seni tidak bisa dideterminasi [dikekang] oleh teknologi. Seni bahkan bisa juga melampaui teknologi. Karena kebebasan itu milik manusia," ujar dia.
• Rektor UIN Suska Bantah Abdul Somad Dipecat, Ini Justru yang Terjadi Sebenarnya
Tanggal 29 Mei 2019 mendatang, ISI Yogyakarta akan menggelar perayaan hari kelahiran atau Dies Natalis ke-35. Tahun ini tema yang diusung adalah "Kecerdasan Buatan dalam Seni di Era Revolusi 4.0"
Menurut Agus, era revolusi industri keempat ini harus disadari bersama sebagai satu tantangan baru dalam kreativitas seni. Baik penciptaan, penyajian maupun pengkajian seni.
Namun semua itu harus dilihat sebagai satu bentuk dialogis dengan kekuatan kebebasan kreativitas seni itu sendiri. Karena seni marwahnya adalah kebebasan yang mandiri. Seni bisa tanpa teknologi dan bahkan bisa melampaui teknologi.
Yang harus menjadi solusi, menurut Agus adalah paradigma baru dalam pengembangan pendidikan seni. Paradigma baru itu harus melihat teknologi informasi dan digitalisasi dalam Revolusi Industri 4.0 secara dialogis sebagai peluang dan sekaligus tantangan. Namun tetap harus menjaga mawar seni.
"Kita tidak mungkin mengabaikan artificial intellegence [Kecerdasan Buatan], tetapi kita tidak bisa juga hanya dideterminasi [dikekang] oleh teknologi," jelasnya. (Tribunjogja I Ahmad Syarifudin)