Kulon Progo

Sambut YIA, Bupati Kulon Progo Perkuat Produk Lokal dan Infrastruktur

Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo merencanakan untuk membuat startup transportasi lokal untuk menyambut bandara internasional Yogyakarta (YIA).

Penulis: Agung Ismiyanto | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Singgih Wahyu
Kondisi perkembangan pembangunan bandara YIA di Kulon Progo hingga Selasa (23/4/2019). 

TRIBUNJOGJA.COM - Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo merencanakan untuk membuat startup transportasi lokal untuk menyambut bandara internasional Yogyakarta (YIA).

Selain membuat startup transportasi lokal, Hasto juga akan menyiapkan infrastruktur pendukung bandara baru.

Hal tersebut diungkapkan oleh Hasto usai bertemu dengan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X di kompleks Kepatihan, Selasa (23/4/2019).

Ini Dia Proses Pembuatan Cilok Gajahan Alun-Alun Jogja yang Super Pedas Itu

Kedatangan Hasto ini salah satunya adalah membahas pembangunan infrastruktur untuk menyambut kehadiran bandara baru di Temon, Kulon Progo.

 “Januari mendatang insyaallah banyak penumpang melalui bandara baru. Maka, kami persiapkan sopir taksi lokal. Bisa nanti mereka bergabung dengan start up yang ada atau bikin sendiri,” jelasnya, kemarin.

Pihaknya pun tengah mengkaji dan melakukan riset terkait dengan pembuatan startup baru tersebut.

Nama untuk startup tersebut bisa menggunakan OJEKKU yang merupakan singkatan dari Ojek Kulon Progo.

Untuk melakukan riset ini diantaranya pihaknya telah menyebarkan kuesioner dan juga telah berkomunikasi dengan komunitas transportasi online di Kulon Progo.

Dia menyebut, ide untuk membuat start up didasari oleh pengangkatan ekonomi kerakyatan.

“Adanya Ojekku atau apalah nanti namanya bisa mengangkat ekonomi masyarakat daripada menjadi buruh orang lebih baik jadi owner,” urainya.

Menilik Progres dan Persiapan Jelang Operasional Bandara YIA Kulonprogo Akhir Bulan Ini

Untuk tahap awal, riset tersebut bisa melalui sekolah yang ada di Kulon Progo.

Hasto mengatakan, ada 80.000 siswa di seluruh Kulon Progo.

Dari kuesioner yang disebar tersebut, kata dia, jika seperempatnya sangat antusias maka startup ini bisa jalan.

“Jumlah itu bisa menjadi start awak untuk modal penumpang. Kalaupun seperempatnya atau 20.000 siswa bisa pakai ini sudah bisa jalan dan kalau engga jalan kebangetan,” katanya.

Menurut Hasto langkah tersebut jauh lebih baik daripada membeli bus sekolah.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved