Hasil Penghitungan Suara Pilpres 2019 Real Count KPU Semua Provinsi di Indonesia Pantau Disini

Hasil Penghitungan Suara Pilpres 2019 Real Count KPU Semua Provinsi di Indonesia Pantau Disini

Penulis: Iwan Al Khasni | Editor: Iwan Al Khasni
pemilu2019.kpu.go.id
Hasil Penghitungan Suara Pilpres 2019 Real Count KPU Semua Provinsi di Indonesia, Jumat (19/4/2019) hingga pukul 07.34 WIB 

Barulah setelah itu muncul sejumlah perbedaan dalam praktik di lapangan. Quick count mendata angka yang didapat dari C1 dari TPS yang menjadi sampel, sementara exit poll mendata pendapat dari satu responden lelaki dan satu responden perempuan dari TPS sampel.

Level keyakinan dan margin of error

Faktor berikutnya yang mempengaruhi hasil hitung cepat memakai quick count dan exit poll adalah tingkat kepercayaan (level of confidence) dan rentang angka penyimpangan (margin of error).

“Angka-angka itu tergantung masing-masing lembaga penyelanggara hitung cepat,” kata Dian.

Tingkat kepercayaan yang lazim untuk quick count dan exit poll, sebut Dian, adalah 95 persen dan 99 persen. Ini yang membedakan pula dengan beragam survei lain yang pilihan level of confidence-nya bisa 90 persen, 95 persen, atau 99 persen.

Dalam konteks Pemilu 2019, Dian menghitung bila sampel yang dipakai 6.000 TPS dan level of confidence 95 persen maka margin of error-nya di kisaran 1,27 persen.

“Itu ada hitungan matematikanya,” ujar Dian.

Nilai margin of error ini adalah rentang kesalahan yang mungkin terjadi. Artinya, kata Dian, nilai yang didapat bisa bertambah sampai dengan angka margin itu, atau malah sebaliknya berkurang sebanyak margin of error itu.

 
Tantangan masing-masing cara

Setiap cara yang dikembangkan secara akademis pasti punya plus-minus. Namun, kata Dian, di luar toleransi kesalahan yang dapat dihitung secara matematis masih ada pula kemungkinan kesalahan yang berasal dari operator pelaksananya.

"(Untuk quick count) tantangannya kalau sampai salah sampling lokasi TPS yang ternyata tak merepresentasikan TPS dan dapil secara nasional," ujar Dian.

Ada pula tantangan teknologi untuk pengiriman data, semacam jaringan internet yang tak stabil atau bahkan tidak ada untuk lokasi di luar Pulau Jawa. 

Tantangan untuk exit poll, lanjut Dian, lebih banyak lagi. "Karena basis respondennya adalah orang dari TPS yang menjadi sampel," ujar Dian.

Dari situ, tantangan untuk exit poll bisa mulai dari penolakan responden menjawab pertanyaan yang berdampak pada response rate hingga kegagalan peneliti mengajukan pertanyaan yang dapat menggali jawaban yang substantif dari responden. 

"Ibarat kata reporter baru ditugasi wawancara, kadang-kadang ada yang kurang lihai saat mewawancarai narasumber, sehingga jawabannya normatif atau malah menyimpang," ujar Dian memberikan analogi. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved