Teka-teki AM Warga Yogyakarta yang Dibawa Polisi Berhelm Khas Densus, Kesaksian Warga Matikan CCTV
Warga pun tidak boleh masuk untuk melihat kejadian, sementara warga yang sudah terlanjur di dalam tidak boleh keluar.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Iwan Al Khasni
Teka-teki AM Warga Yogyakarta yang Dibawa Polisi Berhelm Khas Densus
Warga Prawirodirjan RT 43 RW 13, Gondomanan, Yogyakarta mendadak tegang. Bukan tanpa alasan, banyak polisi mendadak memenuhi gang Masjid Taqarruba, Jalan Ireda 1A Prawirodirjan, Yogyakarta.
Warga pun tidak boleh masuk untuk melihat kejadian, sementara warga yang sudah terlanjur di dalam tidak boleh keluar.
Salah seorang warga Prawirodirjan, Mohammad Faisal (33) mengatakan sebelum puluhan polisi datang, sempat terjadi kegaduhan.
Ia sempat mengira bahwa telah terjadi pencurian di sekitar masjid.
"Kejadian itu sekitar jam 9.15 ada suara gaduh, saya keluar. Saya lihat ada yang diamankan, dimasukkan ke mobil box. Ada dua orang. Ya saya tahunya itu ada pencurian, soalnya di masjid beberapa kali terjadi pencurian," katanya saat ditemui di Prawirodirjan, Sabtu (13/4/2019).
"Lalu sekitar pukul 11.00 ada polisi puluhan yang masuk. Mungkin sekitar 50-an, semua penuh kok. Wajahnya ditutupi, lalu pake helm khas densus, hp saya juga tadi sempat disita. Setelah itu saya baru tahu kalau yang diamankan adalah AM (37) tetangga saya," sambungnya.
Rumah Faisal memang tidak jauh dari rumah AM (37), dan kebetulan dia berada di rumah, sehingga tahu kejadian tersebut.
Ia menjelaskan polisi juga masuk ke rumah AM.
Baca: AM Warga Yogyakarta yang Dibawa Polisi Bersebo Belum Ada Kabar, Anaknya Menangis Tanya Ayahnya
Baca: Kisah Pelaku Mutilasi Guru Honorer Kediri Menjerit-jerit Lari Ketakutan di Tengah Malam
Baca: Rencana Pembangunan Tol Solo-Cilacap Lewat Yogyakarta Paling Lambat Akhir 2019
Dari rumahnya ia mendengar suara gaduh.
Ia menduga polisi melakukan penggeledahan di rumah tetangganya itu.
Sekitar pukul 13.00 istri AM, anak AM, dan adik AM dibawa polisi.
"Saya cuma dengar ada suara, sepertinya rumahnya digeledah. Tidak dengar instruksi apa-apa, polisinya diam. Cuma warga tidak boleh masuk, dan warga yang sudah terlanjur di dalam tidak boleh keluar," jelasnya.
Sementara itu, Ketua RT 43, Dwi Santoso (49) tidak dilibatkan dalam penggeledahan.
Ia hanya diminta untuk mematikan CCTV yang ada di sekitar masjid.
