Bantul

Swasembada dan Ketahanan Pangan, DPPKP Bantul Genjot Luas Tambah Tanaman Padi

Hal ini dilakukan untuk mengejar target ketertinggalan di akhir musim hujan pertama (MH1) di Bulan April 2019.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Ahmad Syarifudin
PT Petrokimia Gresik bersama Kodim 0729 dan DPPKP Bantul sosialisasikan pupuk bersubsidi di aula pertemuan DPPKP Kabupaten Bantul, Selasa (9/4/2019) 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan, dan Perikanan (DPPKP) Kabupaten Bantul terus berupaya menggenjot luas tambah tanam (LTT) tanaman padi.

Hal ini dilakukan untuk mengejar target ketertinggalan di akhir musim hujan pertama (MH1) di Bulan April 2019.

Kepala DPPKP Bantul Pulung Haryadi mengatakan sampai akhir di bulan April 2019 pihaknya menargetkan LTT bisa menembus diangka 3.681 hektare.

Namun hingga saat ini baru terealisasi sekitar 360 hektare.

Baca: Petrokimia Gresik Gandeng Kodim dan DPPKP Bantul Sosialisasikan Regulasi Pupuk Bersubsidi

"Masih ada waktu selama 21 hari ini untuk mengejar target. Minimal bisa mendekati di angka 3.681 hektare," kata Kepala DP2KP Bantul, Pulung Haryadi, disela-sela sosialisasi pupuk bersubsisi bersama Kodim 0729 Bantul dan PT Petrokimia Gresik di aula pertemuan DPPKP Kabupaten Bantul, Selasa (09/04/2019).

Sosialisasi pupuk bersubsidi tersebut diikuti oleh Petani, Penyuluh, Pengurus Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), dan anggota TNI Bintara Pembina Desa (Babinsa).

Untuk bisa mencapai target swasembada dan ketahanan pangan, Pulung mengaku tidak mungkin bekerjas sendiri melainkan harus berkolaborasi dengan sejumlah pihak.

Termasuk bekerjasama dengan Kodim 0729 Bantul dan PT Petrokimia Gresik dalam upaya ketersediaan dan aplikasi pupuk di lapangan.

Ia mengatakan pada MH 1 periode April 2019 ada sekitar 3000-an hektare lahan pertanian di Kabupaten Bantul yang belum kembali menam padi pasca-panen.

Sebab itu, ia berharap melalui sosialisasi dan peran Gapoktan para petani bisa segera mengolah kembali sawahnya.

"Kita operasional mesin, kita percepat olah tanam," terang dia.

Baca: Pelaksanaan Siltap di Bantul Terbentur Anggaran

Pihaknya memastikan peralatan traktor sebagai mesin pengolah tanah dan pupuk bersubsidi dalam kondisi tersedia.

"Kalau tidak ada air irigasi bisa disediakan pompa air," terang Pulung.

Lebih lanjut, Pulung mengatakan sejak tahun 2011 sampai saat ini di wilayah Bantul belum pernah terjadi kelangkaan pupuk.

Adapun selama tahun 2019 ini total alokasi pupuk bersubsidi yang disediakan Kementerian Pertanian melalui PT. Petrokimia Gresik sebanyak 11.018 ton.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved