Ambruknya ISIS di Baghouz Suriah
Nasib Muram Wanita dan Anak-anak Eks Penduduk Khalifah ISIS
Ribuan wanita, anak-anak, lansia dan pria-pria dewasa yang sakit dan luka keluar dari Baghouz
Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
Namun seorang gadis asal Prancis, terisak-isak saat diwawancarai wartawan televise France 24. Ia tidak memiliki anak, dan kini hidupnya tergantung budi baik pasukan SDF yang menawannya di kamp pengungsian. Ia tidak tahu bagaiamana nasib suaminya.
Namanya Mathilda, berasal dari kota Tour. Ia pergi ke Suriah empat tahun lalu. “Aku ingin pulang ke Prancis,” katanya sembari terisak. Hanya kacamatanya yang terlihat. Tubuhnya rapat terbungkus baju hitam dari kepala hingga kaki.
Ia mengaku suaminya bukan petempur, tapi seorang dokter yang bekerja di daulah ISIS. Dia berasal dari Mesir. Mathilda pergi dari negerinya ke Suriah karena ingin hidup dalam tatanan religi yang diyakininya.
Baca: Ikan Berbentuk Batang Kayu Sepanjang 1,8 Meter Ditemukan Nelayan
Ditanya apakah ia menyesal ke Suriah? “Saya lelah, sekarang saya benar-benar lelah,” jawabnya. Ia tidak tahu lagi harus bagaimana sesudah daulah ISIS kocar-kacir. Ia pun takut Prancis tidak menerimanya lagi sebagai warga negara.
Orang seperti Yasmina dan Mathilda sangat banyak. Mereka pun memiliki anak-anak, yang pernah hidup dalam tatanan ISIS yang sangat ekstrem. Ideologi ISIS telah mengakar dalam diri mereka, dan ini jadi masalah serius hari-hari ini dan ke depan.(Tribunjogja.com/xna)