Penjelasan BMKG Siklon Tropis Savannah Sebabkan Cuaca Ekstrem di Jateng dan Yogyakarta
Penjelasan BMKG Siklon Tropis Savannah Sebabkan Cuaca Ekstrem di Jateng dan Yogyakarta
Bahkan curah hujan mencapai 148 milimeter perhari.
"Padahal yang namanya ekstrem itu 50 milimeter perhari. Nah, hujan tadi malam (Minggu malam) hampir 3 kalinya ekstrem," terang dia.
Masih Bisa Terjadi
Kepala Stasiun Mlati Yogyakarta, Reni Praningtyas mengungkapkan cuaca ekstrem dampak dari siklon tropis savannah sampai beberapa hari kedepan, berpotensi masih akan terjadi.
Sejumlah daerah perlu kewaspadaan.Di antaranya wilayah selatan dan juga Jawa Tengah bagian Tengah.
"Termasuk DIY dan Imogiri ini masih berpotensi terjadi curah hujan tinggi karena memang puncak musim hujan di Indonesia pada Februari namun memasuki Maret masih turun hujan," terangnya.
Bahkan, potensi hujan ekstrem, kata Reni dimungkinkan bisa terjadi sampai April mendatang.
Hal itu disebabkan karena permukaan laut di Jawa tengah masih hangat sehingga memunculkan low pressure area atau daerah tekan rendah yang masih bermunculan di sekitar pesisir laut selatan.
"Ini berpotensi memunculkan hujan ekstrem yang sifatnya sesaat," ungkap dia.
Musim Kemarau 2019
Dilansir siaran pers BMKG, musim kemarau 2019 diawali dengan peralihan Angin Baratan (Monsun Asia) menjadi angin Timuran (Monsun Australia).
Peralihan peredaran angin monsun itu akan dimulai dari wilayah Nusa Tenggara pada Maret 2019, lalu wilayah Bali dan Jawa pada April 2019.
Kemudian sebagian wilayah Kalimantan dan Sulawesi pada Mei 2019 dan akhirnya Monsun Australia sepenuhnya dominan di wilayah Indonesia pada bulan Juni hingga Agustus 2019.