Seorang Mahasiswa di Jogja Bikin 15 Akun Twitter untuk Tawarkan PSK Teman Tidur
"Mereka menawarkan diri ke saya untuk dipromosikan, kenal dari mulut ke mulut. Ada yang dari Jogja ada yang dari luar," ujarnya.
Penulis: Santo Ari | Editor: ribut raharjo
Ditreskrimsus Polda DIY tangkap dua orang muncikari. Seorang mahasiswa membuat 15 akun Twitter iklankan PSK. Pelaku meminta DP 30 % dari harga booking via transfer.
TRIBUNJOGJA.COM - Praktik prostitusi online masih marak di Yogyakarta. Prostitusi ini melibatkan mahasiswi sebagai PSK-nya.
Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda DIY melalui tim Sibernya, menangkap dua orang muncikari.
Pada tanggal 7 Maret kemarin mereka menangkap CK (33) seorang perempuan warga Maguwoharjo, dan pada 12 Maret menangkap HP (25) mahasiswa warga Tanjung Penyembal, Riau. Keduanya beroperasi melalui media sosial.
Kabid Humas Polda DIY AKBP Yuliyanto saat menggelar konferensi pers, Senin (18/3) mengatakan, tersangka HP yang masih berstatus mahasiswa ini membuat 15 akun Twitter untuk mengiklankan para pekerja seks yang dikelolanya maupun berkomunikasi dengan pengguna jasa.
Jadi jika ada pelanggan yang mau memesan atau booking dapat langsung berkomunikasi di Twitter wanita yang ingin di-booking-nya. Setiap akun sudah ada foto-foto dari wanita.
Namun yang mengelola dan melakukan komunikasi melalui akun Twitter tersebut adalah pelaku sendiri.
"Setelah cocok dan deal dengan pengguna jasa, pelaku menghubungi wanitanya dan menentukan waktu serta lokasi bertemu. Pelaku meminta DP 30 % dari harga booking melalui transfer dan sisa pembayaran akan langsung diberikan pelanggan kepada perempuan yang di-booking," terangnya.
Yuliyanto mengatakan, tak sedikit perempuan pekerja seks yang berstatus mahasiswi. Tarif paling mahal yang ia tarik adalah Rp1,3 juta.
HP saat diinterogasi mengatakan, para wanita ini yang menawarkan diri agar diiklankan olehnya.
"Mereka menawarkan diri ke saya untuk dipromosikan, kenal dari mulut ke mulut. Ada yang dari Jogja ada yang dari luar," ujarnya.
Kasus lainya adalah ditangkapnya CK, perempuan yang saat ini tengah hamil delapan bulan.
Tersangka ini menerima booking online melalui WhatsApp. Jika ada permintaan yang membutuhkan teman wanita untuk short time, maka pelaku akan mengirimkan beberapa foto wanita kepada calon pemakainya.
Pambayaran jasa dibayar penuh dengan transfer ke rekening pelaku, dan bayaran tersebut akan dipotong untuk pelaku dan sisanya akan ditransfer ke wanita panggilanya. Setidaknya ada 20 pekerja seks yang dikelolanya.
"Yang kita sayangkan dan prihatin, pelaku ini sedang hamil delapan bulan. Karena kondisinya ini, yang bersangkutan tidak dilakukan penahanan," tambahnya.
Beda jaringan
AKBP Edi Sutanto, kasubdit 5 Ciber Crime Ditreskrimsus Polda DIY menambahkan, para pelaku ini ditangkap berdasarkan pengembangan setelah pihaknya mengamankan para pekerja seksnya. Kedua tersangka ini berbeda jaringan dan diproses dengan dua laporan polisi yang berbeda pula.
Kedua pelaku dijerat dengan pasal 45 ayat 1 jo pasal 27 ayat 1 UU nomor 19 tahun 2016 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dengan penjara maksimal enam tahun. Selain itu ada beberapa pasal lainnya termasuk pasal tentang perdagangan orang, dan pasal yang mengatur tentang penyedia jasa pornografi. (nto)