Muda, Kaya Raya dan Bergelimang Harta, Kisah Pemuda Tajir Melintir dari Pekerjaan Tukang Bobol Situs
Ia membeli dua mobil, sebuah rumah mewah di pantai dan jam disainer lewat penghasilannya sebagai 'bug bounty hunter' atau pemburu virus besar
Sambung pria berkulit sawo matang, kalau tidak silap, petugas dari Polda Sumut juga pernah menangkap A di rumahnya pada 2018 lalu.
"Kalau saya tidak salah, mobil Honda Jazz New nya juga disita untuk dijadikan barang bukti. Selain itu kamu heran lantaran rumahnya sangat mewah," katanya.
Kasat Reskrim Polrestabes Medan AKBP Putu Yudha Prawira yang dikonfirmasi membenarkan adanya terduga pelaku hacker yang dibekuk Tim dari Polda Metro Jaya.
Selanjutnya pelaku diboyong ke Mapolrestabes Medan untuk meminjam tempat untuk melakukan pemeriksaan terhadap pelaku.
Senin (10/12/2018), Polda Metro Jaya memaparkan penangkapan kelompok hacker Medan.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, polisi menangkap empat tersangka dengan inisial AH, A, H, dan RM karena terlibat kasus penipuan.
AH merupakan agen travel resmi yang menjual tiket Siangapore Airlines hasil pembobolan kartu kredit orang lain oleh tiga tersangka lainnya yang berasal dari Medan (A, H, dan RM).
"Pengungkapan kasus ini berawal dari Kepolisian Singapura yang menangkap seorang berinisial J yang merupakan WN Filipina yang tinggal di Singapura. Yang bersangkutan menjual tiket Singapore Airline. Dari keterangan J ini diduga ada keterlibatan WN Indonesia," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya..
Argo melanjutkan, Kepolisian Singapura kemudian berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya untuk menyelidiki asal mula J mendapatkan tiket tersebut.
Setelah melakukan penyelidikan, polisi mengamankan AH di Bandung, Jawa Barat.
AH diketahui memiliki outlet resmi penjualan tiket di Jakarta dan Singapura.
Pada kesempatan yang sama Kanit I Resmob Polda Metro Jaya Kompol Malvino Edward mengatakan, melalui outlet agen travel resminya AH menawarkan harga tiket Singapore Airlines 50 persen lebih murah daripada jika orang membeli di website resmi maskapai itu.
"Nah ketika ada pemesan tiket, AH ini akan memesan tiket sama tiga tersangka yang dari Medan (A, H, RM) dengan menyebutkan identitas pemesan," kata Malvino, Senin.
A, H, dan RM kemudian membeli tiket tersebut di website resmi Singapore Airlines dengan menggunakan data kartu kredit orang lain yang telah mereka bobol dengan teknik khusus berjuluk spamming.
"Jadi mereka beli tiket istilahnya dengan kartu kredit orang lain, jadi mereka enggak keluar modal kan. Tapi dapat tiket asli dengan identitas pemesan," ujar Malvino.