Gunungkidul

Melalui Kelompok Shibori SekarTanjung di Gunungkidul, Rumah Zakat Ajak Masyarakat Jadi Mandiri

Rumah Zakat melalui Fasiitator Desa Berdaya menginisiasi terbentuknya kelompok Shibori “SekarTanjung” yang berada di Gunungkidul.

Editor: Gaya Lufityanti
istimewa
Rumah Zakat melalui Fasiitator Desa Berdaya menginisiasi terbentuknya kelompok Shibori “SekarTanjung” yang berada di Dusun Nglaos dan Ngasem, Desa Kemadang, Tanjungsari, Gunungkidul. 

TRIBUNJOGJA.COM - Rumah Zakat melalui Fasiitator Desa Berdaya menginisiasi terbentuknya kelompok Shibori “SekarTanjung” yang berada di Dusun Nglaos dan Ngasem, Desa Kemadang, Tanjungsari, Gunungkidul.

Kelompok yang berdiri Februari tahun lalu ini beranggotakan ibu-ibu yang mau diajak berkreatifitas.

Mereka sangat termotivasi dan berinovasi membuat batik shibori.

Setelah mendapatkan berbagai masukan serta belajar melalui internet, ibu-ibu milenial ini menuangkan ide batik yang tidak biasa.

Baca: On Trend: 6 Gaya Mix and Match Koleksi Terbaru Gaudi Clothing

Seperti diketahui, batik shibori merupakan motif batik yang dikembangkan pertama kali oleh Jepang.

Batik ini juga biasa disebut Batik Jepang. 

Bertempat di rumah seorang anggota kelompok, pada Selasa (5/3/2019) kemarin, mereka membuat beberapa pola.

Keesokan harinya, yakni Rabu (6/3/2019), proses pencelupan kain pun dilakukan.

“Karena membuat pola baru memakan waktu cukup lama,membuat penasaran apakah hasilnya seperti yang dikehendaki. Ternyata susah ditebak, geseh (beda) sedikit saja, sudah tercipta pola baru lagi”, ujarParmini selaku fasilitator Desa Berdaya Kemadang.

Baca: Rumah Zakat Cabang Yogyakarta Raih Predikat LAZ Terbaik se-DIY

Proses pembuatan batik shibori dimulai dengan melipat kain sesuai motif yang diinginkan menggunakan bantuan stik es krim kemudian diikat dengan tali/karet.

Selanjutnya kain yang telah dilipat dan diikat, dicelupkan di air yang bersih agar dalam pewarnaannya meresap ke kain secara merata.

Kain yang sudah dicelup air bersih kemudian direndam dalam pewarna, ditahan hingga seluruh kain terendam namun tetap pada permukaan pewarna.

Kemudian kain diangkat dan dikeringkan, kemudian dibilas dengan air bersih kembali.

Proses terakhir adalah pemberian water brass agar warna tidak luntur.

Lebih lanjut Parmini menambahkan bahwa batik hasil karya Kelompok Shibori Sekar Tanjung juga digunakan oleh Anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Tanjungsari.

Baca: Rumah Zakat Bina Kampung Batik Ecoprint Brontokusuman

“Masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan kelompok ini, yaitu inovasi motif, pembuatan produk turunan dari kain menjadi produk jadi yang siap pakai, serta pemasaran agar bisa dirasakan hasilnya oleh penerima manfaat”, imbuhnya.

Program pemanfaatan dana sosialbaik zakat, infak, shodaqoh dan wakaf oleh Rumah Zakat diaplikasikan dalam program-program produktif.

Hal ini merupakan bagian dari upaya Rumah Zakat untuk membantu memandirikan masyarakat secara ekonomi.

Tahun ini Rumah Zakat berkomitmen untuk dapat memberdayakan 1.800 desa di Indonesia melalui program-program ekonomi produktif.

Realisasi komitmen ini sangat mungkin untuk dicapai mengingat keberhasilan program ekonomi kreatif pada tahun lalu yang telah menghasilkan 1259 Desa Berdaya di seluruh Indonesia. (*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved