Sleman
Hingga 2018, B2P2TOOT Tawangmangu Hasilkan 13 Ramuan Jamu Saintifik
Kepala B2P2TOOT Akhmad Saikhu menjelaskan 13 jamu tersebut merupakan hasil penelitian serta pengolahan tanaman obat.
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja Alexander Ermando
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Hingga 2018, Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah telah menghasilkan 13 ramuan jamu saintifik.
Kepala B2P2TOOT Akhmad Saikhu menjelaskan 13 jamu tersebut merupakan hasil penelitian serta pengolahan tanaman obat.
"Itu kita kembangkan sejak 2010 hingga 2018 lalu," jelas Akhmad di Gedung B2P2TOOT, Rabu (06/03/2019).
Baca: Belajar dari B2P2TOOT, Wabup Ingin Jamu Sleman Jadi Daya Tarik Wisata
Akhmad menjelaskan, sejumlah jamu saintifik tersebut teruji secara klinis mampu mengatasi sejumlah penyakit degeneratif.
Beberapa di antaranya adalah hipertensi, osteoarthritis, hingga obesitas.
Pada 2017 lalu, lembaga yang dinaungi langsung oleh Kementerian Kesehatan RI ini juga telah menghasilkan jamu saintifik untuk kebugaran.
Baca: Belajar Pengembangan Tanaman Obat, Wabup Sleman Belajar ke Tawangmangu
Pengolahan jamu dimulai sejak pembibitan tanaman obat, pengolahan, hingga menjadi bentuk serbuk.
"Khasiatnya telah teruji setara dengan obat konvensional, dengan efek samping lebih minim," ujar Akhmad.
Akhmad menyatakan pihaknya sedang mengembangkan jamu saintifik untuk mengatasi kanker dan malaria.
Mereka juga mengupayakan bentuk jamu berupa ekstrak, selain berupa serbuk.
"Tahun ini juga kami sedang mengembangkan jamu saintifik untuk anti alergi," kata Akhmad.(TRIBUNJOGJA.COM)