Sleman
Belajar dari B2P2TOOT, Wabup Ingin Jamu Sleman Jadi Daya Tarik Wisata
Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun menyatakan ingin industri jamu tradisional asal daerahnya bisa berkembang lebih baik lagi.
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja Alexander Ermando
TRIBUNJOGJA.COM, KARANGANYAR - Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun menyatakan ingin industri jamu tradisional asal daerahnya bisa berkembang lebih baik lagi.
Ia menyatakan banyak belajar dari Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Tawangmangu di Karanganyar, Jawa Tengah.
"Tentunya kami ingin jamu tradisional asal Sleman juga menjadi daya tarik wisata," kata Sri Muslimatun di Gedung B2P2TOOT Tawangmangu, Rabu (06/03/2019).
Baca: Belajar Pengembangan Tanaman Obat, Wabup Sleman Belajar ke Tawangmangu
Muslimatun terutama berkeinginan agar produksi jamu Sleman melalui proses dari hulu ke hilir, seperti penelitian yang dilakukan B2P2TOOT.
Proses tersebut meliputi tahap penanaman, pengolahan, hingga jamu siap minum.
Sleman sendiri diketahui telah memiliki kebun tanaman obat di kawasan Kaliurang, Pakem.
Menurut Muslimatun, pengolahan jamu juga bisa melibatkan kebun tersebut.
"Sleman juga ada Sentra Industri Jamu di Tempel, dengan lebih dari 30 kelompok jamu gendong," jelas Muslimatun.
Baca: Dinas Pariwisata Sleman Resmi Umumkan Calendar of Event 2019
Menurutnya, proses seperti ini akan lebih mampu menekan biaya produksi.
Sebab selama ini pengusaha jamu tradisional harus membeli bahan dari pasar-pasar besar di DIY.
Ia pun berencana akan memberikan materi teknis serta pelatihan kepada para kelompok usaha jamu tradisional tersebut.
"Tentunya akan ada sinergi dari instansi, terutama dari Dinas Kesehatan dan DP3 Sleman," kata Muslimatun.(TRIBUNJOGJA.COM)