Kulon Progo
Bupati Kulon Progo Ingin Geblek Renteng Hiasi Dinding Underpass dan Lingkungan NYIA
Hasto menilai sudah seharusnya kawasan airport city beserta underpass bisa mengusung unsur kearifan budaya lokal dengan ciri khas daerah setempat.
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Jalan bawah tanah (underpass) kini tengah dibangun di bawah bandara baru di Temon, Kabupaten Kulon Progo dan disebut-sebut sebagai yang terpanjang di Indonesia.
Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo menginginkan motif batik Geblek Renteng nantinya bisa muncul di dinding terowongan itu sebagai ornamen penghias.
Hasto menilai sudah seharusnya kawasan airport city di bandara baru beserta underpass tersebut bisa mengusung unsur kearifan budaya lokal Yogyakarta dengan ciri khas daerah setempat.
Termasuk di antaranya Geblek Renteng yang merupakan motif khas batik Kulon Progo.
Baca: On Trend: 6 Gaya Mix and Match Koleksi Terbaru Gaudi Clothing
Sehingga, keberadaan bandara dan lingkungan di sekitarnya bisa mencerminkan sebuah miniatur budaya di Yogyakarta.
Pemuatan detail unsur budaya lokal sebagai ornamen penghias interior ini menurutnya pernah didiskusikan terdahulu meski belum diketahui hasil akhirnya.
"Underpass itu sangat teknokratis dan ada ketentuan teknisnya. Namun, finishingnya bisa diwarnai ornamen budaya lokal, seperti geblek renteng. Bandara di Mumbai (India) juga ada lorong yang diberi relief dan itu jadi kekayaan budaya setempat,"kata Hasto pada Tribunjogja.com, Senin (4/3/2019).
Pembangunan underpass di bawah NYIA itu saat ini masih dalam proses pengerjaan yang ditangani langsung oleh Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) VII.
Baca: Bandara NYIA Beroperasi, Dubes Thailand Pastikan Ada Penerbangan Langsung Thailand - Yogyakarta
Terowongan itu nantinya akan menyambungkan kembali ruas Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) wilayah Desa Palihan dan Glagah yang kini terputus karena bidangnya terkena proyek pembangunan NYIA.
Ditjen Bina Marga menyebut underpass itu sebagai yang terpanjang di Indonesia dengan panjang lintasannya mencapai 1.302 meter.
Hasto sendiri menyebut terowongan yang tengah dibangun itu memiliki panjang lintasan sekitar 1.014 meter.
Selain itu, di kedua sisi ujungnya, dibuat juga oprit (jalan pendekat) ke mulut terowongan dengan masing-masing pajangnya 150 meter.
Lokasi underpass itu berada di bawah koridor penghubung akses antara gedung terminal penumpang bandara dan area parkir kendaraan yang berjarak sekitar 25 meter.
Dari segi posisi, underpass disebut cukup aman dan tidak mengganggu operasional penerbangan.
Pada kedua sisi mulut terowongan, dibuat juga oprit (jalan pendekat) dengan panjang masing-masing 150 meter.
Untuk pembuatan oprit underpass ini, pembebasan lahan milik warga seluas sekitar 7.800 meter persegi telah dilakukan oleh Pemerintah DIY beberapa waktu lalu dan kini sudah masuk proses pembayaran kompensasi.
Baca: UMKM Diseleksi untuk Tampil di Bandara NYIA Kulon Progo
"Kemarin sempat ada yang tidak setuju (nilai kompensasinya) namun saya suruh untuk dirayu sehingga sekarang sudah setuju dan sudah dibayarkan," kata Hasto.
Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (PTR) Kulon Progo, Heriyanto mengatakan bahwa pada rencana awalnya underpass itu juga akan dilengkapi jalan penghubung dengan jalur akses utama ke area bandara di sisi utara.
Namun, belakangan, rencana itu dibatalkan karena harus dilakukan pembebasan lahan untuk membangun jalan penghubung tersebut.
"Kalau itu kan butuh lahan lagi, akhirnya dibatalkan. Akses ke bandara tetap dari utara (lewat jalan nasional)," kata Heriyanto.
Project Manager Pembangunan NYIA PT Angkasa Pura I, Taochid Purnama Hadi mengatakan bandara baru ini terbilang berbeda dari bandara lain karena memiliki flyover (jalan layang) dan underpass sekaligus.
Di beberapa bandara besar lain seperti Terminal 3 Soekarno Hatta, Ngurah Rai Bali maupun Sepinggan Balikpapan hanya memiliki flyover untuk akses menuju terminal penumpang.
Baca: Sambut NYIA, BLK Bantul Lakukan Pelatihan Ticketing dan Cargo
Di NYIA ada beberapa zona dari pembangunan underpass yang bersinggungan langsung dengan operasional proyek pembagnunan NYIA yakni zona 3, zona 6, dan zona 9.
Paling krusial adalah zona 9 karena terletak di area yang akan digunakan untuk aksesibilitas pengguna jasa penerbangan menuju terminal penumpang pada saat operasi minimum bandara itu di April 2019 nanti.
Pihaknya telah meminta pelaksana pengerjaan underpass untuk memprioritaskan pengerjaannya.
"Itu targetnya di pertengahan Maret sudah selesai sehingga kita bisa mulai mengerjakan di atasnya," kata Taochid.
General Manajer Bandara Adisucipto Yogyakarta Agus Pandu Purnama yang juga juru bicara proyek pembangunan NYIA mengatakan bahwa spot khusus dengan unsur kearifan lokal akan dihadirkan di NYIA.
Selain itu, 30 karya seni lokal berupa seni patung, relief dari para seniman lokal beserta miniatur Yogyakarta juga turut dihadirkan untuk menggambarkan ambience nuansa Yogyakarta.(*)