Yogyakarta

Tak Ada Angin Tak Sedang Hujan, Wisatawan Tewas Tertimpa Pohon Setinggi 20 Meter di Kaliurang

Seorang wisatawan tewas setelah tertimpa pohon di Kawasan Wisata Muncar Kaliurang. Saat itu cuaca sedang cerah

Editor: Iwan Al Khasni
IST
Kapolsek memeriksa TKP pohon tumbang Kawasan Wisata Muncar Kaliurang, Minggu (24/2/2019) 

Seorang wisatawan tewas setelah tertimpa pohon di Kawasan Wisata Muncar Kaliurang, Minggu (24/2/2019). Saat itu cuaca sedang cerah, diduga pohon roboh karena sudah termakan usia dan rapuh.

Adapun korban yakni Asmawah (45) yang merupakan warga Tamanmartani, Kalasan.

Ia saat itu tengah berwisata bersama keluarganya.

Saat kejadian, ia bersama tiga orang lainya yakni Sri Paryati (50), Dedi Irawan (27) dan Nisa (14) tengah duduk berdampingan di pinggir kolam. Saat itu tiba-tiba ada
pohon tumbang yang langsung menimpa mereka.

Nahas, Asmawah tak bisa menghindari pohon yang tumbang dan meninggal.

Sementara tiga orang lainya yang berhasil menyelamatkan diri meskipun tetap menderita luka-luka di beberapa bagian tubuhnya.

Kapolsek Pakem, Kompol Haryatan membenarkan hal tersebut.

Ia menyebut bahwa saat itu korban sedang berwisata keluarga.

"Korban tertimpa pohon poncosudo yang berdiameter sekitar 1 meter dan tinggi sekitar 20 meter," ujarnya.

Kapolsek memeriksa TKP pohon tumbang  Kawasan Wisata Muncar Kaliurang, Minggu (24/2/2019)
Kapolsek memeriksa TKP pohon tumbang Kawasan Wisata Muncar Kaliurang, Minggu (24/2/2019) (IST)

Karena tak sempat menyelamatkan diri, Asmawah tewas karena tertimpa pohon berukuran besar itu.

Diduga pohon tumbang karena sudah rapuh termakan usia. Mereka yang terluka lantas di bawa ke rumah sakit terdekat untuk diberikan perawatan intensif.

Jika di Kaliurang telah terjadi pohon tumbang karena sudah rapuh termakan usia, di beberapa wilayah lain juga terjadi pohon tumbang namun dikarenakan cuaca yang menerpa.

Makwan selaku Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman memaparkan pada hari Minggu (24/2/2019) sore, wilayah Sleman diterpa hujan disertai angin kencang. Akibatnya di beberapa titik terjadi pohon tumbang.

Seperti di Kecamatan Sleman, tepatnya di Kadisobo II Trimulyo, pohon tumbang melintang dijalan dan menimpa jaringan telkom.

Sedangkan di Kecamatan Ngaglik, tepatnya di Banjarsari RT 06 RW 12 Sukoharjo, ada juga pohon tumbang yang menimpa rumah warga, dan ada pula yang tumbang melintang di jalan.

Sementara itu, di Karang Anom Rt 15 Karangmojo Purwomartani, Kalasan, pohon tumbang di area pekarangan rumah warga.

Kemudian di Dusun Gian Bimomartani Ngemplak Pohon Sukun menimpa garasi rumah warga. Ada pula pohon tumban menimpa rumah warga di Sorolaten RT 01 RW 14 Sidokarto Godean.

Atas kejadian tersebut, pihaknya bekerja sama dengan relawan dan warga langsung melakukan evakuasi dengan melakukan pemotongan pohon. Beruntung tak ada korban jiwa dalam peristiwa cuaca ekstrem tersebut.

Prediksi Cuaca di Yogyakarta

Ilustrasi :| Awan mendung gelap di salah satu sudut Kota Yogyakarta, Foto diambil pada Selasa (17/1/2017)
Ilustrasi :| Awan mendung gelap di salah satu sudut Kota Yogyakarta, Foto diambil pada Selasa (17/1/2017) (TRIBUNjogja.com | Hasan Sakri)

Peningkatan curah hujan diprediksi akan terjadi di Indonesia, khususnya untuk wilayah DI Yogyakarta pada tiga hari ke depan. Hal tersebut terjadi karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhi.

Plh. Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Yogyakarta, Etik Setyaningrum menjelaskan jika peningkatan curah hujan tersebut dipengaruhi adanya beberapa faktor, seperti sirkulasi siklonik di sekitar wilayah Sumatera dan sirkulasi tertutup di Kalimantan Barat dan Selat Makasar.

Hal tersebut membentuk belokan dan pertemuan angin yang menyebabkan massa udara akan cenderung terkonsentrasi di wilayah tersebut.

Selain itu, faktor kondisi udara yang relatif lebih lembab juga mendukung pertumbuhan awan-awan hujan.

"Peningkatan curah hujan diprediksi akan terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia khususnya DIY. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti adanya sirkulasi siklonik maupun kondisi udara yang relatif lebih lembab. Hal tersebut mendukung pertumbuhan awan-awan hujan. Diprakirakan keadaan ini akan berlangsung hingga 3 hari kedepan," ungkapnya pada Minggu (24/2/2019).

Untuk selanjutnya, Etik menjelaskan jika aktivitas sirkulasi ini akan menurun dan digantikan dengan area pertemuan/ belokan angin yang memanjang dari wilayah Sumatera hingga Jawa yang terbentuk karena sirkulasi siklonik di wilayah Australia bagian Utara.

Area pertemuan/ belokan angin ini juga akan mendukung pertumbuhan awan, sehingga sampai dengan akhir Februari potensi hujan lebat serta hujan disertai kilat/petir dan angin kencang masih akan terjadi.

"Area pertemuan/ belokan angin ini juga akan mendukung pertumbuhan awan. Sehingga berpotensi hujan lebat serta hujan disertai kilat/petir dan angin kencang hingga akhir Februari," jelasnya.

Lebih lanjut selain hujan lebat yang disertai petir, Etik juga menerangkan jika potensi gelombang air laut setinggi 2.5-4.0 meter juga diprediksi akan terjadi.

Oleh karenanya, pihaknya menghimbau agar masyarakat tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak lanjutan yang dapat ditimbulkan.

"Masyarakat dihimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak lanjutan yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin," terangnya. ( Tribunjogja.com | Nto| May)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved