Tol Bawen Yogyakarta
Respons Pengusaha Jika Tol Bawen-Yogya-Solo Dibangun, Warning Kadin Soal Nasib Pelaku Usaha Lokal
Kelanjutan proyek tol Bawen-Yogyakarta dan tol Solo-Yogyakarta. Begini respons pengusaha dan warning Kadin DIY soal nasib pelaku usaha lokal
Respons Pengusaha Jika Tol Bawen-Yogya-Solo Dibangun, Kadin Beri Warning Soal Nasib Pelaku Usaha Lokal
TRIBUNJOGJA.COM - Proyek jalan tol Bawen-Yogyakarta sudah masuk lelang pihak ketiga. Demikian juga terkait rencana tol Yogyakarta-Solo, pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah memberikan lima alternatif pintu keluar (exit).
Jika proyek tol Bawen-Yogyakarta dan Yogya-Solo ini terealisasi, diharapkan dampak positifnya bisa meningkatkan ekonomi masyarakat atau berpihak pada ekonomi kerakyatan.
Kadin DIY bahkan memberi warning agar pelaku usaha tingkat lokal dilibatkan dalam rencana tol Bawen-Yogyakarta dan tol Solo-Yogyakarta. Demikian juga asosiasi perusahaan jasa mulai memberi responsnya.
Proyek tol Bawen-Yogyakarta-Solo ini disambut antusias oleh sejumlah pengusaha.
Baca: Kisah Gethuk Beromzet Rp2,2 Miliar! Cerita Mahasiswi Jualan Sejak SD hingga Branding Oh My Gethuk
Mereka menganggap kehadiran tol bisa menjadi alternatif pilihan dalam mempermudah rantai distribusi dan juga jalur penghubung.

Baca: Tol Bawen-Yogya dan Solo-Yogya Dimata Pakar Pusat Studi Kajian Pembangunan
Kelancaran usaha
Selain dapat mempermudah konektivitas antar wilayah, kehadiran jalur bebas hambatan tersebut dianggap mampu memangkas lama waktu tempuh dari suatu daerah ke daerah lain.
Hal ini dianggap akan sangat membantu dalam kelancaran pelaku usaha.
"Kalau kita ya mendukung dan pastinya sangat setuju, karena itu bisa menjadi pilihan lain dari para pelaku jasa pengiriman selain lewat udara," kata Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) DIY Imam Soebakti saat dihubungi Tribun Jogja, Jumat (15/2/2019).
Imam melanjutkan, ke depan jika tol sudah beroperasi penuh hal itu tentu akan sangat membantu dari sisi waktu dan bisa menjadi pilihan dalam pengiriman logistik dan angkutan lain.
"Karena selama ini kan alternatifnya masih hanya dari kereta saja. Pengiriman kita rata-rata sebagian besar banyak yang memanfaatkan jalur udara, dengan naiknya tarif SMU tentu ini menjadi iklim yang positif," terangnya.
Lebih banyak, Imam menerangkan, meskipun untuk pengiriman logistik ke wilayah luar Jawa pihaknya mayoritas masih menggunakan pilihan udara,
namun untuk pengiriman ke daerah Jakarta, Ia mengaku banyak perusahaan jasa pengiriman yang menggunakan via darat demi menghemat biaya.
"Makanya sedikit banyak pasti membantu, karena terus terang kalau Jogja-Jakarta kan pastinya memangkas waktu yang cukup banyak jadi kita tidak terlalu lama," imbuhnya.
"Pastinya nanti akan kita coba kalkulasi lagi, kita hitung dan perkirakan, kira-kira mana yang lebih baik lewat jalur darat atau udara," tambah Imam.