Kisah Artis Sebelum Sukses Tak Punya Apa-apa hingga Kini Kaya Raya, Mulai Via Vallen hingga Sule

Kisah Artis Sebelum Sukses. kalangan komedian misalnya, Tukul Arwana, Sule Sutisna, pedangdut Via Vallen

Editor: Iwan Al Khasni
Kolase Kompas.com | Tribunnews
Tukul Arwana, Via Vallen dan Sule 

Tukul juga sempat menjawab soal bisnis yang dia jalani saat ini. "Dari usaha itu meneruskan almarhumah istri saya. Istri saya punya 6 laundry, kontrakan ada yang di
Bintaro, Cileduk, Saraswati, dan Alhamdulillah ada aja lah," tuturnya.

Kata Tukul, dia tidak langsung mengurusi bisnisnya ini. "Itu dikelola oleh Mas Ari dan Pak RT saya karyakan jadi karyawan saya. Ada 200 kamar lebih," ungkap Tukul.

Namun, saat ditanya soal pemasukan dari bisnis properti, Tukul enggan membocorkan detailnya. "Itu yang tahu manajemen sama Pak RT. Tapi Alhamdulillah kalau diitung
umpama harga Rp 1,5 juta. Diitung saja, ada juga yang Rp 2,5 juta," kata Tukul.

Rober Harianto lalu menghitung secara kasar. "Kalau Rp 2,5 juta kali 200, berarti udah Rp 500 juta ya mas per bulan?" tanya Robert. "Iya, Alhamdulillah," jawab Tukul.

3. Entis Sutisna alias Sule

Sule dan rumahnya
Sule dan rumahnya (kolase via Tribun Wow)

Hidup bergelimang harta, siapa sangka komedian Entis Sutisna alias Sule dulu pernah begitu sengsara. Tak punya duit, sampai-sampai harus jual ular.

Ular jenis sanca adalah pemberian rekannya, Denny Cagur. Sule menerimanya secara cuma-cuma karena ia memang penyuka ular.

Hanya seminggu setelah itu, Sule terpaksa menjual ular pemberian Denny Cagur.

Alasannya, ia benar-benar bokek. Tak punya duit untuk menyambung hidup.

"Akhirnya saya bawa ke Asep Wawan. Terus Asep Wawan gak mau, 'buat apa saya ular?'. Saya lagi butuh duit nih," kenang Sule, menceritakan kejadian itu pada Denny Cagur.

"Dijual berapa?" tanya Denny Cagur. "Waktu itu teh dijual murah, Rp 150.000," kata Sule. "Gue beli Rp 500.000 di BIP (Bandung Indah Plaza), elo malah jual pek go
(150)," kata Denny Cagur.

Selepas itu, Sule menceritakan bahwa keeseokan harinya ia ditelepon oleh Asep Wawan. Ternyata ular yang baru dibeli Asep Wawan itu sudah tak bernyawa lagi.

"Ularnya yang baru dibeli besoknya mati. Ternyata ularnya tidak mau dijual. Ya, saya merasa berdosa lah," kata Sule.

"Padahal waktu saya kasih mah sehat," timpal Denny Cagur. "Iya, makanya saya datang lagi ke Asep Wawan. Terus saya ambil ularnya, saya kain kafanin, terus saya kubur,"
lanjut Sule.

"Duitnya gak dipulangin?" tanya Denny Cagur. "Nggak," jawab Sule.

Kesaksian Sule itu tayang di channel YouTube DENNY CAGUR TV pada 7 Februari 2019.

Denny Cagur menjelaskan betapa sulitnya hidup Sule dulu, sampai pernah di titik itu.

Lantas, bagaimana ular itu bisa sampai ke tangan Sule?

Denny Cagur bercerita awalnya ia sengaja membeli ular itu untuk menjahili rekannya di grup lawak Cagur.

"Anak-anak di basecamp Narji, Wendy, sama semua anak posko itu takut uler. Gue senang jahilin mereka. Gue beli ular depan BIP, ularnya phyton, sanca tuh. Pas di
basecamp gue lepas, anak-anak stres," kata Denny Cagur.

Hingga pada suatu saat, rapat manajemen memutuskan agar ular itu disingkirkan jauh-jauh dari kantor.

Denny Cagur akhirnya menyerahkan ular-ular itu pada Sule.

Kala itu Sule masih pemula. Ia kerap ikut mendampingi grup lawak Cagur sebagai figuran.

Pernah satu waktu, Sule dijahili abis oleh rekannya sepulang off air di Makassar.

"Waktu itu Wendy gak ada, jadi saya ikut off air ke Makassar," kenang Sule.

Sepulang dari Makassar, Sule ditinggal sendirian di bandara Jakarta.

"Pas di bandara, dia (Denny Cagur) mau pipis sama Narji. Kang pipis dulu ya. Udah setengah jam, kok pada ilang gak ada ya. Saya telepon gak aktif," kata Sule.

Sule yang saat itu belum punya banyak jam terbang, mengaku kebingungan ditinggal sendirian di bandara. Apalagi dirinya sama sekali tak punya duit.

"Akhirnya gue telepon si Amrol (asisten Denny Cagur). Mrol, gue gak punya duit nih, bener gue gak punya duit," kenang Sule.

"Akhirnya pulang naik taksi gelap. Bingung, bayar pakai bayar pakai apa.. supirnya serem lagi," katanya.

"Pas pulang nyampe kantor, wah kelewatan becandanya nih," ujar Sule.

Sule sama sekali tak menyangka dijahili sampai segitunya oleh rekan-rekannya.

Tapi dari situ ia sadar, bahwa untuk menjadi pelawak juga butuh mental yang kuat.

"Waktu itu gue masih anak baik. Ternyata pelawak harus kayak gini," tandasnya.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved